Sudah Terlambat

188 18 2
                                    


📚 SELAMAT MEMBACA 📚

Denting lonceng yang menggantung pada pitu kafe berbunyi saat pintu sedang di buka ataupun di tutup. Wajah ceria seorang gadis berhidung mancung dengan senyuman yang sangat lebar di sambut dengan senyuman yang sama oleh Dito.

Gadis itu berjalan ke arahnya dan menyapa, setelah membumbuhi pertemuannya dengan sedikit candaan, wanita tersebut yakni Ayuni tersadar saat tengah ingin memesan. Korneonya tak sengaja menagkap kehadiaran dua orang yang di kenalnya tengah duduk berhadapan di pojok sana.

“Bang aku mau.” Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, matanya menangkap dua orang yang tidak asing tengah duduk di bangku kesayangannya.

“Mau apa?” tanya Dito tidak menyadari arah pandangan Ayuni.

“Bang, wait,” ucapnya langsung pergi dari hadapan Dito.

Menyadari Ayuni berjalan mendekati dua orang di pojok sana, Dito mengerutkan keningnya tidak paham.

“Paman?” Kehadiran Ayuni yang secara tiba-tiba membuat dua orang disana menatapnya kaget. Tidak hanya itu, Reza sendiri dan Dito dikagetkan dengan sapaan yang Ayuni berikan kepada pria paruh baya itu. Dito sampai berjalan mendekati mereka, bergabung di sana.

Pria yang Ayuni sebut paman itu adalah Adit tidak lain adalah paman Reza dan Bayu, itulah kenapa Ayuni bisa sampai kenal dengannya.

Adit spontan berdiri saat menyadari wanita yang menyapanya. Begitupula dengan Reza yang ikut berdiri.

“Ayuni, paman minta maaf, benar-benar minta maaf. Paman tidak tau...,”  ucapnya sambil memohon-mohon. Namun, nampaknya Ayuni sulit untk menerima permintaan maaf darinya.

“Buat apa paman? Semuanya sudah terlambat. Lagian Satya juga udah gak ada, dia udah gak di sini lagi.” Eksperesi Ayuni memang terlihat datar, tetapi Reza dan Dito tau jika sebetulnya Ayuni sangat terluka.

“Itulah kenapa paman minta maaf. Paman tau jika ini sudah terlambat. Tolong maafin paman ya?” pintanya sekali lagi, berharap Ayuni bisa memaafkannya.

Kini Dito paham, dan merasa jika pikiran yang sebelumnya ia tepis memang benar, pria ini datang menemui Reza ternyata benar itu menyangkut donor.

Ayuni menghela nafas berat.

“Aku belum bisa maafin Paman, apalagi Paman sudah jelas-jelas gak datang dihari terakhir Satya. Aku nggak mengerti kenapa Paman bisa gak datang dan kenapa Paman sampai membiarkan Satya sendirian dalam kesulitan.”

Bukan hanya Adit yang merasakan pukulan kata-kata Ayuni tapi juga Reza yang sudah jelas-jelas menerima organ dari pria itu.

“Iya Ayuni. Paman salah, seharusnya Paman tidak membiarkannya sendiri dan seharusnya Paman mempertahankanya. Paman saat itu terlalu takut dengan pernikahan Paman yang terancam berakhir karena ekonomi menipis. Paman salah, tidak seharusnya melakukan itu semuan. Maafin Paman Ayuni?” Kembali ia meminta maaf dan mengakui kesalahannya, tapi lagi-lagi Ayuni merasa ia belum pantas di maafkan.

Ayuni tersenyum picik, tidak habis pikir dengan pengakuan Adit, bagaiman mungkin hanya karena pernikahan mereka terancam sampai harus menelantarkan, mengorbanan seorang anak yang seharusnya masih memerlukan bimbingan dan perlindungan orang dewasa.

“Kalian semua sama. Menjadikan yang tak bersalah menjadi salah,” ucap Ayuni lebih sarkas.

Dito kaget mendengar ucapan Ayuni yang terdengar tidak menyenagkan. Reza dan Adit menunduk, ia paham kemarahan Ayuni dan memang pantas bagi Ayuni untuk marah kepada mereka berdua.

Ayuni melangkah meninggalkan mereka tanpa satu kata pun, di susul Dito yang juga kembali ke tempatnya semula. Ayuni yang tadinya ingin menikmati hidangan pesanannya di sini, memilih pergi tanpa membawa apa-apa, hanya kesal yang ia bawa kembali.

.
.
.
.
.
.
.
.

Part ini lumayan pendek, tapi tetap jangan lupa buat vote dan komentar pun di persilahkan 😊

Thank You and Love You
💛💛

I Want You Back - [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang