PROLOG.

407K 21.7K 1.9K
                                    

HELLO ALL💐💥💟🤍❤️

💥HAPPY READING💥

Note: refresh dulu ya cerita ini, karna revisi.

[VOTE AND KOMEN GENGS]

•🦋•

Gadis mungil menggunakan t-shirt berpasang celana pendek itu membuka jendela kamar membiarkan udara pagi masuk menulusuri kamar nya. Jam menunjukkan pukul 6 pagi Alena bangun bersiap-siap segera untuk sekolah.

Setelah selesai menyiapkan segala perlengkapan sekolah, Alena menuruni anak tangga, manik mata Alena melihat seorang cowok berbadan tegap sedang duduk di sofa ruang keluarga.

"Raiden!" panggil Alena seraya menuruni tangga.

"Hm?" lelaki itu berdehem menampilkan wajah datar.

Lelaki itu adalah Raiden Geordino. Sahabat Alena sejak kecil, bagaimana Alena tidak bangga memiliki sahabat seperti Raiden, gantengnya melebihi kapasitas. Pantas saja dijadikan dambaan cewek-cewek SMA Galantri.

"Ayo berangkat sekarang aja." Ajak Alena dengan senyuman bulan sabit terbit dibibir,  menarik lengan Raiden tak sabaran.

"Sarapan?"

"Enggak mau, disekolah aja ayo!" Alena terus menarik tangan Raiden tak sabaran agar lelaki itu mau beranjak dari duduk.

Tarik terus sampai putus. Batin Raiden sabar.

Kedua bola mata Raiden menatap Alena lekat.  Alena mendengus malas, kalau sudah ditatap seperti itu siapa yang tidak takut? "Iya-iya!" pasrah nya.

"Non Alena, ini susu nya." Bi marti meletakkan segelas susu putih di atas meja makan.

"Makasih bi." Ungkap Alena sopan.

"Bapak tadi telfon kata nya gak jadi pulang minggu depan, jadwal Bapak penuh jadi belum tahu pulang kapan non Alena." ucap Bi Marti memberitahu dibalas anggukan kepala Alena lemah.

"Permisi ya nak Alena, bibi mau lanjut kerja." pamit bi Marti pergi ke belakang.

"Makan, telat nanti." Alena memutar mata malas saat mendengar Raiden kembali mencetuskan suara tidak sabaran.

Mereka sepasang kekasih? Bukan. Ada hubungan spesial? Ada. Pacaran? Tidak.

Raiden hanya sekedar melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh Geno—Ayah Alena. Dikarenakan Geno sering berpergian keluar negeri mengurus pekerjaan yang tidak ada hentinya. Raiden adalah anak dari Askara—sahabat Geno. Dengan segala penuh kepercayaan Geno meminta Raiden untuk menjaga putri nya yang sudah ia kenal sedari kecil. Bunda Alena meninggal sejak 7 tahun lalu akibat kecelakaan.

Di umur yang terbilang masih kecil Alena sudah paham apa artinya kehilangan, Alena rasanya seakan tidak ingin mengingat kejadian dimana ia merasa menjadi pembawa sial di keluarga ini. Bunda nya meninggal karena menyelamatkan Alena yang hendak tertabrak kendaraan yang melaju pesat. Azine menjadi korban, Azine meninggal ditempat akibat hantaman keras truk yang melaju dengan kecepatan tinggi.

Kejadian itu bagai tsunami untuk Alena, kehidupan yang semulanya rapi kini berubah seratus derajat menjadi berantakan. Contohnya, karena abang kandung Alena sendiri yaitu, Devan Darendra berubah bersikap dingin pada Alena. Dituduh akibat kematian ibu sendiri adalah hal yang sangat menyakitkan, apalagi diumur yang terbilang masih tidak mengetahui apa-apa.

Devan seseorang yang penyayang selalu melindungi Alena dari kejahatan apapun, perlakuan baik itu hilang sekejap begitu saja. Tidak akan pernah lagi Alena dapat merasakan kasih sayang seorang saudara laki-lakinya.

Raiden. (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang