•••
Raiden melangkah masuk kedalam rumah alena, merasa aneh dengan suasana sepi rumah gadisnya.
Lelaki itu mendekat pada bi marti yang sedang membersihkan meja makan. "Bi, alena ada?"
Bi marti menolehkan kepala, sedikit terkejut atas kedatangan raiden yang tiba-tiba. "Kirain siapa bikin kaget bibi aja, non alena sedang dirumah sakit nak." Jawab bi marti.
"Rumah sakit?"
"Iya nak samudra semalam memberitahu, bibi aja kaget tadi malem liat kondisi rumah apalagi satpam babak belur mukanya."
"Coba aja telfon nak samudra, bibi masih belum tau pasti juga." Lanjut bi marti.
Raiden mengganguk kepala mengerti ia mengeluarkan ponsel dalam saku celana sekolahnya. "Dimana lo." Kata raiden to the point.
"Ngegas amat lo."
"Kenapa alena bisa masuk rumah sakit?" Nada bicara raiden dingin.
"Rumah sakit kharytas sini deh lo, lantai 2 no kamar 203. Ini ulah kendra."
Tut.
Raiden mematikan sambungan cepat. "Ulah kendra?"
"Sialan!" Desisnya.
Melajukan motor dengan kecepatan tinggi, mengklakson siapa pun manusia yang menghalangi jalannya. Raiden tak memperdulikan teriakan orang-orang, yang ada dalam fikiranya hanya kondisi alena. Gadisnya.
***
"Raiden enggak kesini?" Tanya alena pada devan yang sedang bersiap-siap menuju kantor.
"Udah ditelfon sama samudra, bentar lagi nongol tuh anak."
"Pasti bolos lagi," decak alena.
"Mau dikasi tau waktu dia disekolah juga tuh anak bakalan tetep kesini." Kata devan.
Alena mengalih pandangan pada samudra yang masuk dalam ruangannya, diikuti seseorang dibelakang tubuh samudra.
"Raiden!" Panggil alena semangat.
"Abang berangkat kekantor dulu," devan mengusap kepala alena lalu mencium pipi adiknya. "Cepet sembuh."
Alena tersenyum manis. "Iya!"
Devan menepuk pundak samudra dan raiden.
"Gue cabut." Katanya berlalu pergi.
"Gue berangkat school dulu ya! Gue tau raiden bolos mau jagain lo, dari pada jadi nyamuk lebih baik gue menuntut ilmu." Kata samudra berpamit pergi.
Lalu hanya tersisa kedua insan itu.
"Kamu gak sekolah?" Tanya alena pada raiden sudah duduk dikursi samping brangkar.
"Menurut mata lo?" Alena menyegir mendegar jawaban lelaki itu.
"Devan?" Raiden beralih bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raiden. (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Gengsi dan cinta di waktu yang sama." Bagaimana rasa nya di posisi seorang Alena Darendra, menjadi satu-satu nya perempuan yang dapat berdekatan dengan Raiden si ice prince yang sayang nya nakal dan tampan? Dan dijaga dengan Raiden, sahabat kecil...