Raiden-chapter 27

93.8K 9.2K 781
                                    

•••

Pagi rabu dini hari, alena sudah mulai kembali bersekolah. Gadis itu sedang melakukan sarapan dengan sang kakak.

"Dianter raiden?" Tanya devan.

Alena mengganguk seraya meneguk segelas air. "Iya,"

"Bang sam enggak sekolah apa ya?" Tanya alena pelan.

"Ngapain lo tanya kabar gue? Kangen lo?" Sambar samudra tiba tiba merangkul bahu alena.

"Ish! Bikin kaget aja!"

"Males gue sebenernya sekolah, udah pinter gini." Sombong lelaki itu.

Devan mendelik mendegarnya. "Sering bolos lo? Gue cepuin ke om wira tau rasa lo." Om wira ayah samudra yang berada disingapura.

Samudra mendegus malas. "Berani lo? Gue bales nanti nangis!"

Alena memutar mata jengah. "Diem ih. Sarapan aja jangan berantem!"

Terdengar suara langkah seseorang dari arah pintu rumah. Langkah itu semakin terasa dekat. Ternyata raiden.

"Ngapain lo?" Tanya samudra.

Raiden diam tak menjawab, lelaki itu mendudukan diri disamping alena.

"Gak sarapan?" Tanya alena.

Raiden menggeleng sebagai jawaban dengan wajah datar.

"Kagak bisa ngomong beneran dah lu," gumam samudra pelan namun masih terdengar ditelinga raiden.

Tuk.

"Anj--- awww!" Ringis samudra atas lemparan gelas plastik mengenai kepalanya.

Pelaku tersebut hanya berekspresi datar.

"Raiden gak boleh gitu ih!" Tegur alena.

Lelaki itu hanya mengangkat bahu acuh. "Ayo berangkat," ajaknya menggenggam tangan alena.

"Masih dirumah, udah gandengan aja kaya mau nyebrang." Kata devan.

"Tau, lebay amat kan?!" Semprot samudra kesal.

"Alena berangkat dulu," setelah berpamitan dengan kedua abangnya. Alena menarik tangan raiden keluar dari rumah.

"Helm nya kamu baru beli?" Tanya alena membolak-balik helm.

"Hm,"

"Lucu banget gambar awan gini," setelah memasang helm gadis itu naik ke atas motor.

Alena melingkarkan tangan dipinggang raiden erat. Sampai lelaki itu merasa sesak.

"Kekencengan meluknya," ucap raiden menepuk tangan alena.

"Emang iya?" Tanya alena memajukan wajah.

"Iya alena," jawab raiden.

"Hehe, maaf." Cengir alena lalu mengurangi kekencangan peluknya.

Raiden. (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang