Raiden- chapter 13

108K 11.2K 798
                                    

Wajib follow sebelum baca.

•••

Selama jam pelajaran dimulai kepala alena terasa pusing kembali. Materi-materi yang diberi sang guru malah menambah kepala alena terasa pening.

"Al, lo istirahat di uks aja mendingan gih," ucap dira pelan.

"Bentar lagi juga istirahat dira," jawab nya lemah.

"Seterah deh, batu banget jadi orang," ujar dira.

Tak lama dari itu bel istirahat berbunyi.

Kring...kring...kring...

Itu pertanda jam pelajaran pertama telah selesai. Bu resi selaku guru kimia keluar dari kelas.

Dira mengemasi buku. Lalu menoleh pada alena. "Ayo kekantin," ajak nya.

Alena menggeleng. "Enggak mau,"

Dira berdecak mendengar nya. "Alena, lo tau lagi sakit kan? kalo sakit harus ma?

"Kan," jawab alena.

"Pinter!" Puji lalu menarik lengan alena. Tetapi gadis itu melepaskan nya.

"Enggak mau dira, aku males kekantin gak nafsu makan juga," ucap nya dengan mata berkaca-kaca.

Dira menghembus nafas kasar. "Yaudah iya," pasrah saja dari pada tuh anak nangis. Lalu dira berjalan duluan keluar kelas.

"Hayo dira marah, dira gak mau lagi temen sama lo alena," kata rella menakut-nakuti alena dengan tangan menunjuk-nunjuk pada alena.

"Engga ya," jawab alena. Mata gadis itu masih merah.

Rella tau alena cengeng maka dari itu ia suka menjahili nya. "Hahah bercanda sayang," rella memeluk alena tak tega karena sudah berkaca-kaca.

Alena mendegus seraya mengelap hidung yang keluar ingus. "Yaudah deh gue kekantin dulu bay!" Pekik rella.

"Gue duluan al! hati-hati dalam kelas ada mbak hihi," teriak ghea juga.

"Ngeselin ih!" Alena kembali menelungkup 'kan wajah dilipatan tangan.

Kelas 11 ipa 2 saat ini benar-benar kosong. Semua murid sedang istirahat untuk mengisi perut. Hanya tersisa seoarang gadis yang tengah menelungkup wajah pada meja.

Tiba-tiba alena merasakan sebuah lengan melingkar di pinggang nya. Reflek ia mengangkat kepala cepat.

Bernafas lega ternyata itu raiden.

"Bikin kaget aja..." gadis itu menghembus nafas pelan.

"Kenapa gak ke kantin?" Tanya raiden dengan raut datar. Dengan tangan yang masih melilit dipinggang ramping alena.

"Males," jawab alena.

Raiden membuka plastik makanan yang berisi bubur ayam. Menyendok dan mengarah pada mulut gadis itu.

Alena menggeleng lemah. "Gak mau,"

"Makan!" Titah raiden garang.

Raiden. (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang