HAI!
° ° ° ° °
Budayakan follow dulu sebelum membaca!
HAPPY READING!
°🦋°
Pria berjas hitam berbalut kemeja putih itu melangkah masuk ke dalam sebuah kedai es cream. Dengan langkah tegas Geno masuk ke dalam kedai tersebut.
Tersenyum tipis menyapa sang pemilik kedai lalu mendudukan diri di salah satu kursi sembari menunggu Arabella selesai melayani pelanggannya.
Geno kembali menaruh ponsel saat Arabella berjalan ke arahnya. "Arabella." panggil Geno tersenyum tipis.
"Kenapa mas, tumben samperin ke sini." Arabella duduk di hadapan Geno.
"Ada yang mau aku bicarakan, kamu sudah memikirkan matang-matang tentang pernikahan kita?"
Arabella sedikit tertegun lalu menjawab. "Aku sudah memikirkan matang-matang kalau aku mau menerima lamaran kamu mas, dan kita menikah di saat anak-anak kamu sudah sepenuhnya menerima aku sebagai ibu mereka nanti." jawab Arabella dengan senyum lembut.
Geno menghembus nafas kasar hubungan nya dengan anak-anak nya jauh dari kata baik-baik saja. Terlebih lagi, dengan Alena mungkin Alena sekarang sangat membenci nya.
Terpaksa, Geno terpaksa mengeluarkan kata-kata yang membuat hati Alena sakit dan kembali merasa bersalah. Geno tidak ada cara lain, karena itu yang harus ia lakukan agar Alena mau mengikuti perintahnya.
Masalah menjauhi Raiden, Geno memiliki alasan. Ia tidak mau putrinya merasakan rasanya sakit di khianati orang yang dia sayang.
"Minggu ini aku kembali ke singapore bersama Alena." ucap Geno tertunduk.
Arabella menaikan alis binggung. "Bukan nya mas mau tetap di indo? mau liburan sama Alena? bukannya dia masih sekolah?" tanya Arabella.
"Aku sudah mengurus surat pengunduran diri Alena dari sekolah nya sekarang, Alena akan melanjutkan sekolah di singapore. Belajar tenang dan aman tanpa memikirkan apa-pun disana." ucap Geno.
Arabella tersentak mendengar ucapan Geno. "Kenapa kamu jadi tiba-tiba mau sekolahin Alena di sana? Alena disini juga gak macem-macem 'kan?"
"Kamu paksa atau kemauan Alena?" tanya Arabella menaikan alis datar.
Geno mengeluarkan ponsel lalu membuka satu email yang mengirimkan sesuatu pada nya. "Itu alasan aku."
Arabella mengambil ponsel milik Geno lalu membuka file yang tertera, pertama ia memicing mata melihat foto dua orang sedang berciuman tidak berselang lama kedua bola mata Arabella membulat kaget.
"Ini Raiden?" Arabella bergumam pelan.
"Saat mengurus pengunduran diri Alena dari SMA Galantri, kepala sekolah tanya sama aku apakah alasan bapak mengeluarkan putri bapak karena pembullyan?"
"Lalu kepala sekolah menunjukan rekaman cctv saat Alena terkunci di gudang dan di perlakukan sangat tidak pantas dengan perempuan yang berciuman dalam foto itu. Pihak kepala sekolah juga baru tau permasalahan itu, mereka ingin memberi hukuman tapi perempuan itu sudah tidak pernah menunjukan diri ke sekolah." jelas Geno dengan pandangan menatap Arabella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raiden. (SUDAH TERBIT)
Ficção Adolescente"Gengsi dan cinta di waktu yang sama." Bagaimana rasa nya di posisi seorang Alena Darendra, menjadi satu-satu nya perempuan yang dapat berdekatan dengan Raiden si ice prince yang sayang nya nakal dan tampan? Dan dijaga dengan Raiden, sahabat kecil...