Raiden-chapter 52

67.6K 9.2K 2.1K
                                    

Wajib follow akun wattpad aku dulu sebelum baca!

Wajib follow akun wattpad aku dulu sebelum baca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ale lagi pake hoodie Raiden.

•••••

Nadin terduduk lemas di depan ruang ICU, menjaga putra satu-satu nya yang terbaring lemah di dalam sana. Askara-suami nya sedang membeli sarapan, mengingat pagi tadi mereka melupakan sarapan. Orang tua mana yang tidak panik mendengar sang anak mengalami kecelakaan yang mengenaskan.

"BUNDA!!"

Suara melengking itu membuat kepala Nadin yang tadi tertunduk menangis kini menatap seorang gadis yang tengah berlari menghampirinya, senyum lembut terbit di bibir nya. Nadin memeluk Alena yang menubruk tubuh nya.

Saling memeluk satu sama lain untuk menguatkan, karna seseorang yang kedua nya cintai masih tertidur di bawah alam sadar, tampak nyenyak entah kapan kedua mata lelaki itu akan terbuka.

"Ma-maaf," isak Alena menumpahkan tangis.

Nadin mengurai pelukan kenapa Alena berbicara seperti itu. "Minta maaf kenapa sayang?" tanya Nadin.

Alena menumpahkan kepala di bahu Nadin tangan nya masih melingkar di pinggang wanita baya itu. "Ini semua karna Alena bun."

Samudra dan Devan bersedekap dada di belakang Alena, memperhatikan kedua perempuan itu saling mencurahkan tangis.

Nadin semakin tidak mengerti hingga manik mata nya beralih menatap tas Alena yang berisi, gadis itu seperti pulang dari suatu penerbangan.

"Alena dari mana?"

Alena kembali mendekap Nadin erat ia semakin terisak menangis dikala bunda Nadin mengusap punggung nya. Alena benci perasaan ini, perasaan bahwa ia adalah puncak masalah di kehidupan semua orang.

Nadin membopong Alena untuk duduk di atas kursi, gadis itu terus menangis dan menutup rapat bibirnya. Nadin mencoba menenangkan Alena agar mau berbicara. Sungguh ia bingung dengan semua ini.

Raiden. (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang