Hi.
[VOTE DAN KOMEN GENGS]
🤍🤍🤍
***
Kamar bernuansa biru laut itu terdapat seorang gadis tengah asik tertidur, alarm Alena lempar jatuh ke bawah kasur. Jam menunjukkan pukul enam lewat tiga puluh pagi.
Alena memang suka cari penyakit sudah tau sekolah masih saja maraton drakor.
"Non, astaga non sudah siang." Teriak bi Marti. Sudah berkali-kali mencoba membangunkan anak sang majikan.
"Non sudah setengah tujuh non, nanti telat sekolah nya." Bi Marti terus mengetuk pintu kamar Alena.
Gdubrak!
Pintu terbuka dengan kasar, Alena keluar bersama wajah acak-acakan, ia mengusap dahi nya karena terbentur pintu.
"Astaga non Ale, sampai biru kaya gitu loh." Ringis bi Marti memperhatikan dahi Alena.
"Hehe, gak papa bi Alena mandi dulu, makasih udah bangunin Alena."
Setelah itu Alena kembali menutup pintu, dengan waktu yang terbatas ia harus segera siap berangkat ke sekolah.
***
Dengan waktu yang sangat mepet Alena tidak sempat sarapan cukup dengan roti sebagai bekal Alena berlari menghampiri angkot yang sedang berhenti di depan komplek.
Menempuh perjalanan yang cukup lama menggunakan anggkot sudah di pastikan Alena telat masuk ke dalam sekolah.
Mengusap pelipis yang di banjiri keringat, Alena menatap gerbang yang sudah tertutup, iyalah sudah pukul 7:30.
"Pak!"
"Pak!"
"Pak satpam!"
Alena berteriak keras di depan gerbang yang menjulang tinggi, berharap agar pak satpam mendengar suara nya lalu berbaik hati membiarkan Alena masuk.
"Astaga kamu ini, baru dateng?" ucap pak satpam, menatap Alena menggeleng kepala.
Alena meringis. "Iya pak, maaf kesiangan, boleh buka gerbang nya?"
Alena mengembangkan senyum saat pak satpam membuka gerbang untuk nya. Tidak berselang lama senyuman itu pudar ketika bu Ninu selalu guru BK berkacak pinggang menatap nya tajam.
Alena berjalan pelan menghampiri bu Ninu bersalaman agar terlihat sopan. "Pagi bu, maaf Alena terlambat."
"Berdiri di lapangan hingga jam istirahat berbunyi." kata bu Ninu datar tanpa ingin di bantah lalu pergi dari hadapan Alena.
Kejam memang. Batin Alena sedih.
Disini lah Alena berada dibawah terik nya sinar matahari sial nya hari ini sangat panas. Baju Alena sudah basah karena di penuhi keringat, bayangkan saja berdiri di bawah panas nya matahari hingga bel istirahat?
"Tega banget sih! sama aja kaya Raiden bikin kesel semua!" Gerutu Alena kesal, sesekali menyeka keringat yang mengalir.
Raiden bersama teman-teman nya sedang jam kosong, sudah kerjaan mereka mengelilingi sekolah jika tidak ada guru di dalam kelas.
Raiden sekawanan yaitu Althar Danuarta, Achan Redaksa, Bintang Gaviandra, Doy Fathaniel.
"Si Ale-Ale tuh." Tunjuk bintang.
Raiden tersenyum miring, melihat Alena sedang mendumel di lapangan sana, bandel sih kalau di kasih tau!
"Lah ngapain dia di lapangan?" tanya Achan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raiden. (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Gengsi dan cinta di waktu yang sama." Bagaimana rasa nya di posisi seorang Alena Darendra, menjadi satu-satu nya perempuan yang dapat berdekatan dengan Raiden si ice prince yang sayang nya nakal dan tampan? Dan dijaga dengan Raiden, sahabat kecil...