Hello!
BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA!
Absen dong kalian dari kota mana aja? Kenalan sabilah!
°°°
Sabtu malam, jarum jam menunjukan pukul 22.30 seorang gadis mengenakan piyama bermotif panda berusaha memejamkan kedua mata nya, bagaimana Alena bisa tidur dengan nyenyak jika besok hari keberangkatan nya ke singapore.
Terlihat jelas di bawah mata Alena tercetak bengkak karna lama menangis, yang bisa ia lakukan adalah pasrah dan menangis. Tidak bisa di banyangkan sekecewa apa Raiden pada nya nanti.
Alena membuka album yang ia buat, semua foto bersama Raiden terkumpul di dalam album itu, bukan hanya Raiden, foto bersama sahabat nya juga ada.
Alena mengusap wajah Raiden di dalam salah satu foto, cowok itu memang pelit ekspresi, rata-rata foto nya berwajah datar.
Kebahagian Alena terisi karna hadir nya Raiden dalam hidup nya, mungkin kalau Raiden tidak ada di malam itu Alena tidak akan bisa sebahagia ini.
Cowok itu yang menenangkan nya di saat Alena benar-benar terpuruk, kematian Bunda nya pada hari itu sangat mematikan perasaan Alena. Tuduhan abang nya? Meski sekarang Devan sudah memaafkan Alena.
Butuh waktu bagi Alena melewati semua itu, tinggal sendiri dirumah, jarang mendapat kabar dari Ayah atau Devan yang sibuk di singapore, bahkan mereka menanyakan kabar Alena saja tidak pernah.
Alena menghembus nafas kasar, malam ini air matanya sangat terkuras untuk menangis. Alena benci menjadi penyebab kekecewaan orang-orang karna dirinya. Termasuk Raiden yang pasti sangat kecewa pada nya.
°🌟°
Alena berdiri di depan cermin menampakan seluruh lekuk tubuh nya, menyungging senyum lirih, Alena mengasihani diri sendiri.
Jarum jam menunjuk pukul 07.00 pagi, jadwal pesawat penerbangan nya pukul 11.15, Alena turun ke bawah menggunakan baju rumahan, agar Samudra dan Devan tidak menyadari keberangkatan nya.
"Pagi abang!" Sapa Alena tersenyum manis.
Samudra mengembangkan senyum. "Sore,"
Mendengus malas gadis itu duduk melaksanakan sarapan. "Gak nyambung!" ketus Alena.
"Kenapa lo marah-marah, datang si jago merah ya?" Samudra menaikan turun alis.
Alena yang tengah mengunyah melihat Samudra malas. "Enggak!"
"Bang Samu--hmmptt." ucapan gadis itu terpotong, Devan memasukan satu roti paksa.
"Lagi makan, gak boleh berisik." ucap nya melanjutkan sarapan.
Alena memutar mata malas kenapa di saat akan kepergian, abang-abang nya tidak bersikap manis pada nya. "Bang Sam sama bang Dev berangkat ke kantor sekarang?"
"Iya, buta mata lo? Orang udah ganteng gini, masa perginya minggu depan." jawab Samudra sinis.
Alena menaruh gelas kaca berisi susu ke atas meja kasar hingga berbunyi 'tuk!' gadis itu berjalan kearah Samudra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raiden. (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Gengsi dan cinta di waktu yang sama." Bagaimana rasa nya di posisi seorang Alena Darendra, menjadi satu-satu nya perempuan yang dapat berdekatan dengan Raiden si ice prince yang sayang nya nakal dan tampan? Dan dijaga dengan Raiden, sahabat kecil...