Raiden-chapter 6

146K 13.9K 732
                                    

Wajib follow sebelum baca.

•••

Alena mengerjap mata pelan sinar matahari masuk dicela-cela jendela kamar. Sekolah alena memang disaat hari sabtu diliburkan. Jadi siswa-siswi bersekolah sampai hari jum'at saja.

Alena sangat menyukai warna biru. Yang berhubungan dengan angkasa alena menyukai nya.

Tok.Tok.

"Bangun woi!" Teriak seseorang.

Alena mendekur malas ia sudah tahu siapa seseorang itu. "Alena udah bangun kok!"

"Buka woi! gue mau masuk!" Teriak sam.

"Iya-iya bentar." Alena berjalan membuka kunci pintu kamar. Mempersilakan samudra masuk kedalam kamar nya.

"Buset nih kamar apa luar angkasa." Decak nya.

"Mau ngapain emang nya?" Tanya alena.

"Temenin gue beli peralatan sekolah dong, gue gak bawa apa-apa nih kesini." Ucap samudra membaringkan tubuh diatas kasur alena.

"Emang abang beneran pindah kesekolah aku?" Tanya alena menaut alis.

"Iya lah! gak percaya banget si lo." Sam mengubah posisi menjadi terlentang.

"Kalo abang pindah gara-gara ayah buat jagain alena. Gak usah, kasian abang udah enak loh sekolah di singapur, disini udah ada raiden." Alena berjalan duduk ditepi kasur.

"Enggak, gue mau sendiri. Dan tetap pindah males gue bule sana gak ada yang memikat hati."

Alena menggeleng kepala. Lagi-lagi masalah cewek. Sok-sok an jadi playboy dideketin sama cewek aja langsung kabur.

"Mau pergi sekarang? Alena mandi dulu."

"Iya, sana lo mandi gue mau bogan dulu."

"Apa bogan?" Tanya alena bingung.

"Bobo ganteng." Jawab samudra dibalik selimut.

"Ada-ada aja ih!" Alena melenggang masuk kedalam kamar mandi. Melakukan ritual mandi hingga memakan waktu setengah jam.

Alena sudah siap. Sudah rapi. Sudah cantik. Sudah wangi.

Pede ya alena.

Harus dong.

Menggunakan baju rajut berlengan panjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menggunakan baju rajut berlengan panjang. Celana kain hitam panjang dan rambut tercepol. Ditambah make up tipis.

"Bang, aku udah siap bangun ih!" Alena menggoncang kuat tubuh samudra.

"Bentar woi! gue lagi di pluto nih." Racau samudra.

"Kaya bisa hidup aja dipluto." Alena kembali mengguncang tubuh samudra.

"Udah woi! gue udah bangun." Samudra memegang kepala yang terasa pening akibat guncangan alena.

"Aku udah siap!" Cengir nya.

"Bentar, gue ganti baju dulu biar ganteng." Samudra beranjak dari kasur.

"Cepet ya!"

"ALENA AYOK GUE UDAH SIAP!"

"Iya aku turun!"

_____________

Kaki jenjang milik alena melengser masuk kedalam sebuah toko buku. Samudra tadi katanya mau ke toilet dulu ada panggilan alam. Ya karena alena bosan ia menelusuri rak-rak buku siapa tahu ada buku yang pengen alena beli.

"Ish itu buku yang lagi rame itu," alena mendongak menatap buku yang jauh dari jangkauan. "Mau beli ah!"

Kepala gadis itu celingak-celinguk ingin meminta tolong tapi semua orang dalam toko ini sedang bekerja. Jadi alena tak enak untuk meminta tolong.

Alena berusaha sendiri menjijitkan diri mengcapai buku yang sudah terkena ujung jari. "Kenapa sih taroh diatas! kan susah ngambil nya." Masih berusaha alena menggapai buku itu tiba-tiba sebuah tangan berbalut jaket levis merebut nya.

"Aku mau baca itu--" Alena ngebug saat lelaki itu memberi buku itu pada nya.

"Gue ambil buat nolongin lo." Ucap nya.

Astaga suara nya telfonable sekali! Jerit alena dalam hati.

"Eh, makasih deh." Ujar nya tersenyum kikuk.

"Suka buku itu?" Tanya nya.

"Eeum, iya suka." Jawab alena merasa canggung.

"Gue kendra," lelaki itu menjulur 'kan tangan.

Apa alena harus membalas jabatan tangan itu? Alena tidak biasa bercengkrama dengan lelaki asing.

"Hellow," kendra mengibas tangan didepan wajah alena. "Kok ngelamun nama lo siapa?"

"Ee, nama aku alena." Jawab alena.

Kendra menaut alis. "Gak mau nih tangan gue nganggur."

Alena meringis dengan gugup ia membalas jabatan tangan kendra.

"Alena!"

Alena menoleh 'kan kepala terlihat samudra sedang berlari kearah nya.

Dengan raut wajah datar samudra bertanya. "Siapa?"

"Dia nama nya kendra tadi nolongin alena ambil buku ini." Alena menunjuk 'kan sebuah buku pada samudra.

"Ayo," ajak samudra menarik alena menuju kasir tanpa memperdulikan kendra.

Kendra tersenyum aneh. Alena cantik.

"Ish abang gak sopan banget pergi gitu aja!"

"Ya lagian lo, sama orang gak kenal main salaman aja kalau dia penyakitan gimana?"

Alena mendegus jauh sekali fikir nya.

"Abang udah selesai? Ayo pulang, alena bayar buku nya dulu."

"Udah, ayo gue anter kekasir." Samudra merangkul alena menuju kasir.

***

Tepat kaki jenjang alena turun dari motor samudra. Terlihat sosok seorang lelaki berdiri didepan pintu rumah, dengan wajah datar.

"Raiden tuh, samperin sono." Samudra memarkirkan motor masuk kedalam garasi.

Alena berjalan santai menemui raiden yang memasang wajah dingin.

"Dari mana?" Tanya nya langsung.

"Ee, habis temenin bang sam." Jawab alena.

"Hp lo rusak?"

Alena mengeryit binggung lalu menggeleng cepat. "Enggak, hp aku masih bagus kok."

"Kenapa lo gak kabarin gue, udah gak penting?" Raiden menatap alena dingin.

Alena meringis dalam hati, ia lupa mengabari raiden untuk pergi menemani samudra. Gara-gara bang samudra gak sabaran nih!

"Lupa, bang sam ngajak nya buru-buru tadi."

"Masuk."

"Kamu mau kemana?" Tanya alena.

"Ada urusan." Jawab nya singkat.

Alena mengganguk lemah lalu masuk kedalam rumah. Lalu raiden menutup kembali pintu rumah gadis itu.

Saat menuju motor raiden berpapasan dengan sam.

"Mau kemana lo?"

"Ada urusan, jagain alena."

"Yoi bro!"

•••

To be continue.




Raiden. (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang