Raiden-chapter 40

82K 9.1K 980
                                    

Hallo🌞

•••

Happy reading.

Senin pagi ini gilirannya kelas 11 melaksanakan ujian kenaikan kelas, untuk kelas 12 mereka sudah menyelesaikan ujiannya. Dan Samudra sekarang pasti sangat senang karena hanya bersantai dirumah tinggal menunggu hasil kelulusan.

Lagi pula lelaki itu sudah mempunyai pekerjaan yaitu mengurusi perusahaan papah nya yang berada di ibu kota. Benar- benar anak tunggal kaya raya.

Alena menikmati sarapan dengan nikmat seorang diri tentunya, Samudra dan Devan mereka berdua belum bangun dari tidurnya.

Alena menghabiskan makanan nya terlebih dulu sebelum mengecek notif ponselnya.

Sedari tadi ponsel miliknya tak berhenti berdenting, takut ada pesan penting Alena dengan segera membuka hp nya.

Alena menghembus nafas pelan ternyata semua pesan itu dari Raiden, karena lelaki itu sedang sibuk mencari atribut sekolah miliknya.

Padahal kemarin malam Alena sudah mengingatkan Raiden untuk menyiapkan semua perlengkapan ujian.

"Ngeyel sih, hari ini mau ujian baru capek cari ini cari itu." Omel gadis itu tapi tetap meladeni semua dumelan pagi Raiden.

"Yang hilangin siapa? Pasti nanti keselnya ke aku." Gumam gadis itu pelan.

Alena menggeleng kepala heran bisa-bisanya Raiden sekarang baru mencari semua atribut sekolahnya.

Mana name tag sama kartu ujian lelaki itu hilang katanya. "Gimana coba kartu ujian bisa hilang?" Alena tidak habis fikir dengan Raiden.

"Biarin aja nanti pasti dihukum lagi, emang gak ada kapok-kapok nya."

Setelah menunggu beberapa lama Alena mendengar suara klakson motor didepan rumahnya, sudah yakin itu Raiden, Alena menggendong tas dan juga tote bag berisi bekal miliknya.

Alena memperhatikan motor Raiden yang lagi-lagi berbeda. Kemarin mobil, motor vespa matic, scoopy dan sekarang ninja hitam full body.

"Motor kamu?"

"Lo kira?" Raiden mendatarkan wajah.

Alena mengganguk kepala saja ia tahu lelaki ini sedang mood yang tidak bagus, pasti permasalahan tadi pagi. Harus sabar Alena, yang hilangin siapa? Yang kesel siapa.

Seharusnya Alena yang marah karena Raiden tidak mendengarkan ucapannya kemarin malam.

Dengan bahu Raiden sebagai tumpuan, Alena naik keatas motor lelaki itu, butuh perjuangan karena motornya sangat tinggi.

Raiden melepas jaketnya lalu ia beri pada Alena. "Buat apa?"

"Buat tutup paha lo," ketusnya.

"Iya santai aja dong masnya," ucap Alena menerima jaket pemberian Raiden untuk menutupi pahanya yang sedikit terekspose.

Setelah memastikan gadis itu menggunakan helm dengan benar tanpa aba-aba Raiden melajukan motornya. Membuat tubuh Alena sedikit terdorong kebelakang lalu dengan cepat memeluk lelaki itu erat. Untung tidak terjungkal bisa beda lagi urusannya.

Raiden. (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang