Raiden-chapter 22

103K 9.7K 260
                                    

Hello💗

•••

Sepulang dari sekolah alena dibuat bingung oleh raiden pasalnya lelaki ini katanya ingin membawa alena jalan-jalan kesuatu tempat. Melewati pepohonan rindang disepanjang jalan, alena sangat penasaran kemana raiden membawanya?

Alena tidak bertanya lagi, sudah berkali-kali bertanya percuma saja, raiden tak mau memberitahunya. Alena menikmati sapuan angin menerpa wajahnya. Jalanan yang sepi membuat ketenangan didalam diri alena.

Hanya mereka berdua mengisi jalan. Itu tak membuat kesan seram sekali pun, bahkan membuat keduanya nyaman.

Raiden memberhentikan motor didepan pohon tinggi berdaun. "Turun," ucapnya.

"Ini tempat apa sih?" Alena memutar pandangan pada area sekitar.

"Ikut aja." Raiden menggenggam erat jemari alena.

Gadis itu mengganguk paham dan mengikuti disetiap langkah lelaki itu.

Raiden terus melangkah dengan tangan alena masuk dalam genggaman eratnya.

Keduanya sampai pada sebuah danau yang sangat indah. Suasana sepi serta suara air yang mengalir membuat ketenangan didalam sini.

"Suka?" Raiden bertanya memandangi wajah alena dari samping.

Gadis itu sedari tadi tak mengatup bibirnya. Berdecak kagum dengan tempat seindah dan senyaman ini.

"Suka banget!" Alena berseru semangat.

Dibelakang raiden tersenyum tipis tanpa sepengetahuan alena, melangkah maju mengusap kepala gadis itu.

"Semoga lo gak sedih lagi. Gue cuma takut lo bisa bahagia lebih dari ini selain sama gue alena." Batin raiden mengusap pelan kepala alena.

Raiden menarik alena untuk duduk dibawah pohon. "Rai, kamu tau tempat ini dari mana?"

"Tau sendiri," jawab raiden datar.

"Kamu sering kesini sendiri? Enggak takut?" Tanya gadis itu mengerjap mata lucu.

Raiden menggeleng sebagai jawaban. Ia sedari tadi fokus melihat aliran air danau dengan tangan alena digenggam erat.

Alena mendekat lalu memeluk lelaki itu erat. "Aku mau peluk kamu," ucapnya.

Kenapa alena nyaman dalam dekapan seorang raiden geordino? Entahla bagi alena raiden memang dingin namun lelaki itu pandai membuat kehangatan dalam diri alena, yang membuat alena rasanya tak ingin lepas dari dekapan raiden.

"Peluk aja," jawab raiden membalas pelukkan alena.

Alena semakin menenggelamkan wajah pada dada bidang lelaki itu. Ia mendengar detak jantung raiden berdetak kencang sama dengannya.

Tangan raiden berpindah mengusap lembut surai alena. "Gue mau lo ceritain semua apa yang buat lo sedih."

"Ha?" Alena mendogakkan kepala.

"Gue mau lo selalu cerita ke gue kalo ada orang buat lo sedih, budek!" Kata raiden kembali menenggelamkan wajah alena masuk dalam peluknya.

Raiden. (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang