Raiden-chapter 31

89.1K 10.2K 912
                                    

Hello🌼

•••

Gadis mungil menggunakan baju bermotif strawberry shortcake itu masih bergelung dibalik selimut abu abu miliknya.

Jam menunjukkan pukul 04.00 pagi. Alena harus segera berangkat lebih awal menuju sekolah. Finaly! Rabu hari ini mereka akan stoudy tour ke meseum geologi bandung.

Tok tok tok

Suara ketukan itu tidak alena hiraukan, tak lama seseorang masuk kedalam kamarnya.

Devan, ia duduk ditepi ranjang adiknya mengusap kepala gadis itu pelan. "Bangun alena." Kata devan pelan.

Devan mengguncang pelan bahu alena. "Susah banget si," decaknya.

"Woi! Alena." Devan mengguncang-guncang ranjang tidur alena.

Alena melenguh. "Abang ih!" Kesal gadis itu.

"Bangun sholat subuh, gue laporin ke ayah ya lo males sholat." Devan berucap sambil mengapit hidung alena hingga gadis itu kesulitan bernafas.

Alena mangap-mangap seperti ikan kehabisan nafas. Devan contoh abang yang sangat menyebalkan.

Gadis itu beranjak dari tidur bukannya segera mengambil wudhu, alena bergantung pada leher belakang devan.

"Banyak setan kayanya di badan lo, disuruh sholat aja susah banget!" Devan menggigit tangan alena yang berada disamping lehernya.

"Ish!" Gadis itu berdecak lalu turun, segera mengambil wudhu.

•••

"Enak banget lo jalan-jalan," samudra menggerutu kesal memandang alena.

"Iyalah, siapa suruh masuk waktu udah kelas 12," jawab alena memasukan sesuap roti beroleskan selai blueberry.

Jam menunjukan pukul 06.12 bis akan berangkat pukul 07.00 pas. Namun tanda-tanda akan kehadiran raiden belum terlihat.

"Abang enggak kekantor?" Tanya alena.

Gadis itu sudah bersiap, menggunakan style simple saja. Serta tas yang sudah siap alat-alat tulis dan alena berencana membawa camera analog miliknya. Itu peninggalan almarhum bundanya, sebagai kado ulang tahun alena dulu.

Devan menggeleng. "Enggak, mau istirahat dulu."

Alena mencebik kesal. "Kenapa libur pas alena gak ada dirumah si?"

"Ya mana saya tahu," jawab devan mengedikan dua bahu.

Alena mendegus malas matanya beralih pada samudra. Akhir-akhir ini ia jarang melihat samudra pergi ke sekolah. "Bang sam bolos lagi?" Gadis itu memicing mata.

Samudra yang tengah santai menikmati acara sarapan pun menjawab santai. "Iya, gue udah pinter soalnya." Kata samudra sombong.

Bagaimana mau fokus sekolah jika papanya terus menerus memerintah nya mengurus urusan kantor? Ya walau kadang 2 atau 3 hari sekali samudra pergi kesekolah.

"Gaya lo, gue tau lo sibuk ngurus kantor kan?" Kata devan.

"Gue bisa handle beberapa kerjaan lo, gue bakal ngomong juga ke bokap lo biar gak terlalu buat lo mikirin urusan perusahaan."

Raiden. (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang