•••
Alena berjalan santai seorang diri ditaman belakang sekolah, gadis itu membawa satu kotak susu dan beberapa cemilan. Jangan tanya dimana raiden lelaki itu sedang tertidur didalam kelas. "Eum nyam! Enak banget." Alena melahap makanan milik nya.
Tengah asik makan seseorang duduk disamping alena. Alena mengubah atensi yang tadi asik makan kini menatap orang tersebut. Clara?
"Hai, alena." Sapa clara hangat.
Alena tersenyum canggung. "Hai, clara." Balas alena.
"Sendiri?"
"Iya." Alena kembali melanjut aktivatas makan yang tadi terhenti.
"Raiden kemana?" Tanya clara.
"Ee, dikelas." Jawab alena. Namun nada yang ia keluarkan tak seperti biasanya.
"Alena, lo kan yang paling deket sama raiden. Gue minta tolong boleh?"
"Tolong apa?" Alena meletak kotak susu disamping sisi kirinya.
"Gue gak tau perasaan apa yang gue rasa waktu deket sama raiden. Kayanya gue suka deh sama raiden. Gue denger lo sahabat kecil dia ya? Boleh gue tanya-tanya tentang raiden.
Alena tersentak mendengar perkataan clara. Apa yang harus alena jawab? Apa ia harus menjawab raiden telah menjadi miliknya. Namun alena ragu, raiden tak menyatakan apapun pada alena. Alena takut raiden sekedar menjaga atas perintah sang ayah.
"Tanya aja boleh kok" Ujar alena.
"Gue besok mau bawain dia sarapan, menu kesukaan dia apa?" Tanya clara antusias.
"Em, raiden suka apa aja. Dia gak pilih kalo makan, tapi makanan favorite raiden donat kentang."
"Oke deh, thanks al, gue kekelas dulu ya bay!" Clara berlalu pergi.
Alena tersenyum haru. "Raiden pacar aku bukan ya?" Gumam alena pelan.
"Iya gue pacar lo," sambar seseorang.
Alena membola mata kaget. Sejak kapan raiden sudah duduk disamping nya? "Raiden kamu ngapain disini?"
"Suka-suka gue." Datar nya.
"Aku mau kekelas," alena hendak berdiri namun raiden menahan lengannya.
"Gue baru disini alena," Kata raiden kesal. Lelaki itu menarik tangan alena agar duduk kembali.
"Kamu udah makan?" Alena menoleh kepala kesamping.
Raiden menggeleng lalu, menyadarkan kepala dibalik punggung alena. Sebenarnya rasa kantuk masih menyerang mata raiden. Tapi melihat alena tak ada didalam kelas ia mencari dimana gadis itu. Sudah seperti kehilangan induknya.
"Tidur jam berapa ih! mata kamu masih merah," alena mengambil kepala raiden. Lalu ia tangkup wajah tampan lelaki itu.
"3."
"Ngapain aja? main game? Ngelarang aku tidur malem kamu sendirinya tidur subuh!"
"Laper al," adunya kembali menelusupkan wajah pada punggung alena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raiden. (SUDAH TERBIT)
Teen Fiction"Gengsi dan cinta di waktu yang sama." Bagaimana rasa nya di posisi seorang Alena Darendra, menjadi satu-satu nya perempuan yang dapat berdekatan dengan Raiden si ice prince yang sayang nya nakal dan tampan? Dan dijaga dengan Raiden, sahabat kecil...