Raiden-chapter 51

66.3K 9K 3.3K
                                    

Setelah pulang dari kantor polisi anggota Alester di kejutkan dengan kemacetan yang memenuhi jalan, pasalnya ada kecelakaan parah dari arah mereka jalan pulang.

Anggota Alester menggeleng tidak percaya kecelakaan tadi adalah sebuah mobil yang terbalik akibat menabrak pembatas jalan, mereka belum menyadari mobil itu adalah milik teman dekat mereka. Kondisi mobil yang sudah tidak kondusif siapa yang mengenalnya?

Achan membola mata kaget menyadari mobil yang remuk itu, tidak berselang lama ia berlari ke arah kerumunan warga meninggalkan motornya begitu saja, tidak perduli tatapan aneh teman-teman nya.

Achan harus memastikan kalau itu bukan apa yang ia pikirkan, tidak itu tidak akan mungkin. Mobil yang masih berasap itu di tengah kerumunan warga Achan menerobos masuk untuk melihat lebih jelas.

Jenis mobil, body mobil, meski sudah remuk Achan masih bisa mengenali itu, kedua mata Achan berkaca-kaca ia sangat mengenali pemilik mobil ini. Milik Raiden, pak bos nya, cowok itu semakin yakin saat melihat plat mobil itu. Achan berlari ingin mengecek ke arah kursi penumpang namun pergerakan nya di tahan oleh salah satu warga.

"Ngapain lo tahan gue!" Sentak Achan emosi.

"Mas gak boleh melewati garis polisi," ucap nya memberitahu.

Achan menyentak tangan warga itu ia tidak perduli harus melewati garis polisi yang ia ingin ketahui adalah bagaimana kondisi Raiden sekarang. Apa pak bos nya masih di dalam? Jika mobil meledak apa meyakinkan untuk Raiden selamat?

"ARGH!" Achan hendak berlari menerobos garis polisi namun ada seseorang menahan nya dari belakang, itu adalah anak Alester.

"Tahan emosi lo," kata Althar datar. Cowok itu menyembunyikan kepedihan agar bisa menenangkan semua anak Alester. Dari kejauhan sana tadi anak Alester memperhatikan Achan yang mengamuk awalnya mereka tidak paham, tapi setelah menelaah keadaan sekitar dan memperhatikan mobil kecelakaan tadi mereka seperti di sengat aliran listrik.

Althar mendorong Achan untuk mundur di tahan oleh Bintang dan Panca agar meredakan emosi cowok itu. Achan tidak pernah se emosi ini, dia tidak pernah sekacau ini sebelum nya. Cowok yang selalu menebarkan senyum tawa dan candaan itu seketika hilang di ganti dengan kepedihan yang menerpa hati nya, karna pak bos mereka sedang tidak baik-baik saja.

Althar menelisik lebih teliti ke arah kaca jendela mobil, seperti tidak ada orang di dalamnya. Althar bertanya dengan warga sekitar. "Permisi pak," ucap nya di balas sapaan ramah bapak itu.

"Apa waktu mobil meledak ada orang di dalam nya?"

Bapak itu tampak berpikir sebentar lalu menjawab. "Kata nya sih ada warga yang lari selamatkan orang di dalam sebelum mobil meledak, tapi cuma satu yang berhasil dia bawa keluar. Satu nya lagi tewas di tempat nak."

"Dua orang?" Gumam Althar, cowok itu mengacak rambut kasar saat mendengar bapak itu mengucapkan korban yang tewas di tempat.

"Di bawa ke mana pak? Rumah sakit di mana?" Tanya Althar beruntun.

Bapak itu menggaruk kepala tidak gatal dan meringis pelan. "Aduh kalo itu bapak enggak tau soalnya warga yang selamatkan salah satu korban langsung pergi gitu aja, mungkin korban udah berdarah banget di bawa rumah sakit terdekat mungkin."

Setelah mengucapkan terimakasih Althar berlari menghampiri anggota Alester. "Gimana Thar?" tanya Panca penuh harap.

"Gue yakin itu mobil Raiden, kata bapak itu ada dua orang di dalam nya. Satu orang berhasil di selamatkan sama warga sebelum mobil meledak, dan satu lagi tewas di tempat." kata Althar dengan tatapan kosong.

Raiden. (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang