Raiden-chapter 42

78.1K 9.3K 1.2K
                                    

Hello☠️

Biasakan follow dulu yaw!

Happy reading.

Dibeberapa part ada adegan kekerasan, diminta untuk pembaca pandai dalam memilih cerita.

•••

Hari ini adalah hari terakhir dimana ujian setelah melewati satu minggu lamanya. Hampir seluruh mata pelajaran sudah anak kelas 11 lalui.

Di hari terakhir ini mata pelajaran ujian adalah bahasa inggris PM dan Matematika lintas minat.

Alena sudah belajar tadi malam, ia benar-benar menghabiskan waktu untuk mempelajari dua mata pelajaran di hari terakhir.

Kedua pelajaran itu begitu sangat menguras otak.

Alena keluar dari kamarnya membelokkan langkah kaki menuju kamar Devan, pasti sang abang masih tertidur pasalnya Devan itu terlalu warcholic, tadi pagi saja jam 2 pagi baru pulang dari kantor.

Alena mengetuk pintu kamar Devan namun tak ada sahutan, perlahan Alena membuka pintu kamar sang abang. Terlihatlah Devan yang masih bergelung dibalik selimut abu-abunya.

Nuansa kamar Devan simple saja, tidak seperti kamar Alena yang ramai seperti pasar malam.

Gadis itu duduk ditepi ranjang tidur Devan, Alena menarik sudut bibir tersenyum melihat bingkai foto dirinya bersama Devan sewaktu kecil dulu.

Ternyata Devan masih menyimpan foto itu.

Alena berbaring disamping Devan tidak memperdulikan seragam sekolahnya akan kusut. Alena lupa, sudah lama dia tidak memeluk Devan seperti ini. Karena Devan dulu lebih sering menghabiskan waktu di Singapura karena tidak mau bertemu Alena.

"Abang." panggil Alena.

Devan terusik, matanya mengerjap pelan karena merasakan seseorang memeluk nya erat. "Alena hari ini terakhir ujian, abang inget janji abang kan?" ucap Alena menagih.

"Gue baru bangun astaga." Devan mengusap mata yang merah karena masih mengantuk.

"Hehe, Alena mau sama abang." ucap Alena semakin mengeratkan pelukkan.

"Sesuai nilai lo ya? kalo jelek gak jadi pergi?" Devan menaikkan alis menantang.

"Enggak mungkin, aku semaleman selalu belajar, nilai aku pasti tinggi." ucap Alena yakin.

"Iyain deh, ngapain masih meluk?" Devan menatap sang adik datar.

"Masih jam tujuh Raiden juga belum dateng jadi Alena samperin abang aja."

"Ganggu aja lo." ucap Devan tak urung membalas pelukkan sang adik.

"Abang belum punya pacar?" Tanya Alena penasaran, pasalnya ia belum pernah melihat Devan membawa perempuan berkenalan dengan nya.

"Gak penting, nanti gue langsung nikah." jawab Devan memejam mata.

"Emang ada yang mau sama abang?" sindir Alena.

Raiden. (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang