Raiden-chapter 48

63.7K 8.2K 974
                                    

Hellow!

° ° ° ° °

Membudayakan follow sebelum membaca!

Happy reading!

Ayah💗

Ayah tau kamu dimana, pulang sekarang!

Atau perlu Ayah jemput pakai supir pribadi Ayah? siap-siap Alena dua hari lagi kita akan berangkat.

Ikuti dan dengar semua perintah Ayah!

***

Ayah egois. Batin Alena meliris sedih

Alena menutup ponsel lalu kembali menatap Raiden, untuk saat ini Alena membatah perintah Ayahnya. Waktunya bersama Raiden tersisa beberapa hari saja.

Alena memanfaatkan waktu sebisa mungkin untuk seharian bersama cowok itu. Jika hari minggu penerbangan Alena ke singapore akan terjadi, ia sudah tidak memiliki waktu bersama Raiden.

Alena bangun dari atas pelukan Raiden, duduk bersandar di samping cowok itu. Cuaca di luar mendung mungkin sebentar lagi akan turun hujan, padahal tadi sangat terik matahari. Mendung belum tentu hujan Alena, pdkt juga belum tentu jadian.

"Kamu udah makan? Minum obat udah belum?" tanya Alena memainkan rambut Raiden dengan jari-jarinya.

Posisi mereka sekarang, Alena bersandar di kepala ranjang dengan Raiden masuk dalam peluknya menenggelamkan wajah di bahu Alena.

"Tadi dibawah kaya nya bibi udah masak, kenapa kamu enggak turun makan? Terus belum minum obat lagi." Alena mulai mengomel.

"Diem, gue pusing jangan bawel." ketus Raiden mengeratkan pelukan.

"Aku kasih tau yang bener kok, kenapa kamu marahin aku?" Gadis itu menekuk kesal.

"Berisik Alena diem."

"Yaudah aku pulang aja." Alena melonggarkan pelukan.

"Pulang sana lo pulang." ketus Raiden melepaskan pelukan menatap Alena datar.

"Ih kenapa di usir!!" Alena mengerucutkan bibir.

Raiden memutar mata malas cowok itu menarik tali hoodie untuk menutupi kepala. Semua itu tidak luput dari pandangan Alena yang masih menatap Raiden kesal.

"Kenapa lo?"

"Kamu beneran usir aku?" ulang Alena bertanya sedih.

"Hm."

Lemot banget cewek gue. Batin Raiden gemas.

"Jahat!" Alena membuang wajah kesal, gadis itu beranjak dari kasur berlari hendak keluar dari kamar Raiden.

PYAR~

Cahaya kilat melintas di kamar Raiden serta petir yang menggelegar. Alena meringis takut sedikit menunduk menutup kedua telinga.

"Sini."

Mengangkat pandangan saat Raiden menyuruhnya mendekat, Alena berjalan pelan melirik sekilas ke arah luar jendela ada kilat akan menyambar atau tidak dengan segera Alena kembali memeluk Raiden erat.

Raiden. (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang