Perpisahan memang bukan hal yang diinginkan bagi setiap manusia, melepas kepergian seseorang adalah suatu hal yang cukup sulit. Namun keadaan yang memaksa akan hal itu terjadi, kita harus apa? Jawabannya adalah melepaskan dan merelakan, melupakan? T...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌻
Malam hari begini, Gaiska malah asik beres-beres kamarnya, tumben sekali. Mama Gaiska juga ikut bingung, mengapa putranya seperti itu, ia takut putranya dirasuki oleh hantu yang suka beres-beres. Hani berniat membantunya, namun Gaiska menolak, bisa sendiri katanya.
Sekarang lelaki itu sedang menata barang-barang, lalu ia menyapu, mengepel, membersihkan jendela, mengganti sprei, dan masih banyak lagi.
Kasur milik Gaiska itu ada dua tumpuk, ia mengangkat satu kasur paling atas dan ia sandarkan pada tembok, lalu ia lanjutkan membersihkan kasur yang di bawahnya. Merasa mulai lelah, ia merebahkan tubuhnya, direntangkannya kaki dan tangan, menikmati semilir angin malam yang berhembus dari balik jendela yang terbuka.
"Kok, gue sendiri juga ngerasa aneh ya? Kok bisa gue beres-beres malem-malem begini, jam berapa nih?" Ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan sebelah kirinya.
"Jam delapan lewat lima puluh lima menit, masih sore ternyata." Baru saja ia hendak melanjutkan aktivitasnya, kasur yang semula bersandar pada tembok kini ambruk menimpa tubuh Gaiska, mungkin karena pergerakan yang Gaiska buat, jadi mengakibatkan posisi kasur menjadi tidak simetris.
Kini tubuh Gaiska diapit oleh dua kasur yang berada dibawah serta diatas tubuhnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*kira-kirabegitu, cuma kalo badan Gaiska tenggelam semua dimakan kasur wkwk.
Di dalam situ Gaiska merasakan tubuhnya sesak, napas yang tersendat-sendat karena minimnya oksigen, juga gelap. Ia menahan kasur dengan kedua tangannya.
"Mamaaaa!" Gaiska berteriak memanggil Hani, mungkin tidak akan terdengar. Karena kamar Gaiska di atas dan kamar orangtuanya di bawah
"Maaaaa tolongggggg!!!" Teriaknya lagi.
Merasa tidak ada suara derap langkah, Gaiska agak sedikit panik, sebab ia mulai merasakan pengap. Lelaki itu menggerakkan tubuhnya untuk mencapai pinggiran kasur.
Sudah bersusah payah, akhirnya ia sampai di pinggiran kasur lalu berguling. Dan, tubuhnya jatuh ke lantai, ia langsung mengambil napas dalam-dalam merasakan bebas di luar sini.