🌻
Sabtu pagi yang amat cerah, sinar matahari sudah melewati celah-celah jendela kamar Leoni.
"Leoniii bangun! Bantuu Ibu beres-beres rumahhhhh!" Teriak Farah dari balik pintu kamar Leoni.
"Sebentar lagi Bu, lagi mimpi indah gak bisa diganggu gugat takut gak bisa disambung lagi!" seru Leoni.
"Mata kau mimpi indah, ada kah orang mimpi sambil nyaut ucapan Ibu? Cepat bangun jangan banyak alesan!"
"Iyaaaaa, Bu!"
"Cepet mandi, terus bantuin Ibu. Sayang banget punya anak gadis tapi gak dimanfaatin." Setelah itu Farah meninggalkan kamar Leoni dan kembali turun untuk melanjutkan pekerjaan rumah yang belum selesai.
"Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang?" Leoni beranjak dari kasurnya sembari menyanyikan sebait lagu yang berjudul 'Secukupnya dari Hindia.'
Ia berjalan ke arah kamar mandi, tak lupa ia mengambil handuk di lemari dan menyimpan pada jemuran kecil yang berada di dinding kamar mandinya.
Kurang lebih 1 jam, kini Leoni sudah rapi dengan pakaiannya, ia segera turun dari kamar untuk membantu Fatah beres-beres rumah.
"Selamat pagi Ayah Leoni yang tampan," sapa Leoni kepada Arya yang tengah membaca koran di ruang keluarga.
"Selamat pagi kembali anak Ayah yang paling cantik."
"Ibu dimana, Yah?"
"Di luar."
Leoni meninggalkan ayahnya sendirian, menghampiri sang ibu yang sibuk menyirami bunga-bunga yang tumbuh dengan mekar.
"Bu, ada yang bisa Leoni bantu?"
"Gak ada, semua udah beres Ibu kerjain, lagian kamu lama."
"What the f**k." Ingin rasanya saat ini Leoni mengeluarkan umpatan seperti itu, namun ia sadar dengan siapa yang tengah ia ajak bicara sekarang, sehingga ia hanya bisa berbicara seperti itu di dalam hati saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAISKA [On Going]
Teen FictionPerpisahan memang bukan hal yang diinginkan bagi setiap manusia, melepas kepergian seseorang adalah suatu hal yang cukup sulit. Namun keadaan yang memaksa akan hal itu terjadi, kita harus apa? Jawabannya adalah melepaskan dan merelakan, melupakan? T...