Perpisahan memang bukan hal yang diinginkan bagi setiap manusia, melepas kepergian seseorang adalah suatu hal yang cukup sulit. Namun keadaan yang memaksa akan hal itu terjadi, kita harus apa? Jawabannya adalah melepaskan dan merelakan, melupakan? T...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌻
Sekarang Gaiska sedang berada di rumah Tania, ia menyempatkan untuk singgah di kediaman kekasihnya barang sebentar.
"Gaiska, aku mau ngomong deh sama kamu," kata Tania sembari meletakkan minuman di meja.
"Ngomong aja," sahut Gaiska.
"Tadi, pas aku mau nyamperin kamu di parkiran, aku ketemu Leoni."
"Terus apa hubungannya sama aku?"
"Ada, ini ada hubungannya sama kamu," jawab Tania antusias.
Ucapan Tania sukses membuat Gaiska tersedak, "Uhuk, uhuk! Maksud kamu apa?"
"Jadi gini, dia sempet nanya sama aku, kalau gak salah dia nanya nya gini, apa boleh kak Gaiska buat aku? Kurang lebih sih kayak gitu, kamu ada hubungan sama Leoni?"
"Ada," jawabnya Gaiska enteng.
"Kamu selingkuh sama dia?!" Tanya Tania dengan sedikit emosi.
"Dia itu temen masa kecil aku, bisa dibilang sahabat. Kita berdua sering main bareng, sampai akhirnya kita pisah karana Leoni pindah ke Jakarta lumayan lama, alhasil kita baru ketemu sekarang, itupun aku sempat lupa sama dia."
"Leoni berarti banget ya buat kamu?"
"Iya, dia yang warnain masa kecil aku, dia ada di setiap suka dan dukanya aku. Waktu itu, dia adalah perempuan satu-satunya yang mau temenan sama aku."
"Kamu sayang sama Leoni?" Tanya Tania, lagi.
"Sayang, sangat-sangat sayang sebagai adik. Dia udah kayak adik aku sendiri." Gaiska menunjukkan seulas senyum kepada Tania.
"Ooh gitu. Maaf ya, aku banyak tanya."
"Iya gak papa kok. Kalo gitu aku pamit pulang dulu udah sore." Gaiska bangkit dari duduknya seraya meraih kunci motor yang tergeletak di atas meja.
Tania mengantar Gaiska sampai depan rumahnya, lelaki itu segera menaiki motornya dan memakai helm.
"Daaaaah!" Tania melambaikan tangannya, begitupun dengan Gaiska.
Setelah Gaiska pulang, Tania pun kembali masuk ke dalam rumahnya.
🌻
Pukul empat lewat 18 menit. Leoni berjalan seorang diri, seragam sekolah masih melekat ditubuhnya, ia juga menyeret tas ransel miliknya. Ia tak peduli tas nya kotor ataupun sobek karena tergores aspal dan batu di jalanan, sebab saat ini ia tengah merutuki ucapannya kepada Tania tadi.