chapter 16

275 94 245
                                    

Baru jam lima pagi lewat lima belas menit, ponsel Leoni berdering cukup kencang tepat di samping telinganya. Semalam ia menyetel alarm pada hp-nya, gadis itu sengaja menaikan volumenya sampai full agar terdengar, pikirnya.

Namun realita tidak sesuai ekspektasi, gadis itu masih saja asik memejamkan matanya, menjelajahi setiap bagian dari mimpinya. Semalam Leoni tidur pukul 02.30 dini hari, sebab ia maraton menonton drama China yang judulnya A Love so Beautiful.

Satu jam kemudian tepatnya pukul 06.15, Hani merasa heran sebab putrinya belum juga keluar dari kamarnya. Harusnya, sekarang anaknya sedang sarapan. Akhirnya Hani memutuskan pergi ke kamar Leoni.

Tok tok tok

"Leoni."

Tok tok tok

"Leoni."

Merasa tidak terdengar sahutan, akhirnya Hani turun ke bawah untuk mengambil kunci cadangan, takut putrinya kenapa-kenapa. Setelah mengambil kunci dan kembali ke kamar Leoni, tanpa ragu Hani langsung membuka kamar putrinya itu.

Sungguh, Hani dibuat terkejut dengan keadaan kamar Leoni saat ini, sampah bekas cemilan ada dimana-mana, botol minuman yang sudah kosong, kulit apel, begitu juga kulit jeruk, tak lupa juga selimut yang sudah jatuh dari kasurnya.

Hani mempunyai ide untuk menyiram anaknya itu, lalu Hani mengambil air memakai botol bekas yang ada di kamar Leoni.

1 2 3

Byuurrr

Hani menyiram Leoni tepat di wajah putrinya itu.

"Astaghfirullah Ya Allah tolongin Leoni, Leoni tenggelam!" teriak Leoni namun masih saja dengan mata terpejam.

"LEONITA STEFANIE, BAGUUUUUNNNNN!"

Karena terkejut dengan suara teriakan ibunya, Leoni pun dengan sigap langsung terbangun dan mendudukkan tubuhnya, walaupun nyawanya belum sepenuhnya terkumpul.

"Ibuuu iiiih, ada masalah apa sih hidupnya?!" ucap Leoni sambil mengusap-usap telinganya.

"Banyak, masalah Ibu banyak! Kamu daritadi Ibu bangunin gak bangun-bangun, udah Ibu siram masih gak bangun-bangun, ternyata kalau Ibu teriak akhirnya kamu bangun juga!"

"Ooh, jadi Ibu yang siram Leoni tadi, aku kira tadi tenggelam hehe," kata Leoni seraya mengusap wajahnya dari sisa-sisa air siraman tadi.

"Cepetan mandi, ini udah siang. Kamu gak mau sekolah apa gimana?"

"Belum juga alarm Leoni bunyi, Bu."

"Liat aja sekarang jam berapa, ayo liat."

Leoni langsung menyalakan hp-nya, matanya membulat sempurna kalau melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 06.35, yang artinya ia hanya punya waktu 25 menit untuk bersiap-siap. Leoni melempar hp-nya ke sembarang arah tak peduli jatuh atau tidak dan segera masuk ke kamar mandi.

Hani hanya bisa geleng-geleng kepala saja melihat tingkah putri semata wayangnya itu. Hani pun pergi meninggalkan kamar Leoni dan tak lupa menutup pintunya. Soal kamar Leoni yang berantakan, biar saja nanti gadis itu yang membersihkannya sendiri setelah pulang Sekolah.

"Ibu, Leoni berangkat yaaaa. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam. Eh, kamu gak mau sarapan dulu?"

"Gak, udah telat banget ini." Leoni berlari dengan sekuat tenaganya, untunglah sekolah Leoni tidak terlalu jauh.

"Hati-hati!" seru Hani kala melihat putrinya yang tersandung batu.

🐳

"Anjir, udah ditutup gerbangnya! 'Kan kampret, sudah kudugong pasti gue telat."

GAISKA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang