Perpisahan memang bukan hal yang diinginkan bagi setiap manusia, melepas kepergian seseorang adalah suatu hal yang cukup sulit. Namun keadaan yang memaksa akan hal itu terjadi, kita harus apa? Jawabannya adalah melepaskan dan merelakan, melupakan? T...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌻
Matahari sudah terbenam dan akan digantikan oleh bulan yang masih malu-malu untuk muncul. Sekarang jam menunjukkan pukul 17.48 p.m, Farah, yakni ibu Leoni tengah menunggu kepulangan anak juga suaminya. Beliau tau, suaminya itu akan tiba di rumah pukul delapan malam, tapi untuk putri tercintanya, ia masih tidak tau kapan akan pulang. Sudah berkali-kali ia menghubungi Leoni, tapi tak satupun panggilan terjawab.
Gema suara Adzan Maghrib baru saja berkumandang, lantas Farah memutuskan untuk sholat terlebih dahulu. Setelah sholat, Farah pergi ke rumah Diana yang berada di sebelah rumahnya.
Tok... tok.. tok...
"Assalamualaikum, Diana." Farah memberi salam sembari mengetuk pintu.
"Wa'alaikumussalam. Eh Tante, ada apa Tan?"
"Tante mau nanya, kamu tau Leoni pergi kemana, Nak?" Tanya Farah dengan gelisah.
"Eh, Leoni belum pulang Tan? Tadi sih aku dapet chat dari Leoni, katanya dia mau pergi ke kedai es krim gitu Tan, Tante udah coba hubungun dia?"
"Udah berkali-kali, tapi gak diangkat satupun, kalo boleh tau sama siapa dia ke kedai es krim?"
"Sama kak Tania, dia pacar kak Gaiska."
"Kamu punya kontak Tania atau alamat rumahnya?"
"Nggak Tan, gimana kalo kita pergi ke rumah kak Gaiska, terus nanyain deh, dan siapa tau Leoni ada disana," kata Diana memberi saran.
"Ayo Nak, kamu temenin Tante ya, soalnya ayah Leoni belum pulang, Tante kunci pintu dulu ya." Farah bergegas kembali ke rumahnya untuk mengunci pintu.
"Oke Tan, aku juga." Lantas Diana juga mengambil kunci, lalu mengunci rumahnya.
Dan, mereka segera bergegas ke rumah Gaiska dengan berjalan kaki.
Pintu gerbang rumah Gaiska belum ditutup, juga pak Sam yang masih anteng duduk sembari menyesap kopi hangatnya dengan nikmat.
"Pak Sam!" seru Diana tiba-tiba.
"Uhuk... uhuk..." Pak Sam tersedak kopinya, karena terkejut mendengar seruan itu.
"Maaf Pak Sam, gak berniat ngagetin." Diana menautkan kedua tangannya.