chapter 5

620 202 125
                                        

🌻🌻🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻🌻🌻

Gaiska tengah berjalan seorang diri, ia hendak menuju lokernya. Namun tiba-tiba Leoni datang dan langsing menghadangnya dengan merentangkan kedua tangan.

"Ck, apaan sih lo! Minggir gak!" Seru Gaiska kesal karena jalannya dihadang oleh Leoni.

"Gak," jawab Leoni santai.

"Mau lo itu apa sih?! heran gue."

"Gue mau nunjukin gelang pemberian dari lo dulu."

"Eh denger ya, gue gak pernah ngasih-ngasih gelang ke siapapun apalagi sama lo! Udah deh minggir gue mau lewat!" Gaiska mendorong Leoni ke samping kirinya.

Saat Gaiska berjalan beberapa langkah, ia merasa ada sesuatu yang mengenai punggungnya. Gaiska terdiam sejenak sebelum membalikkan badannya, ia pikir bahwa gadis itu yang membuat ulah, lalu Gaiska membalikkan badannya tapi ia tak melihat Leoni di sana. Saat matanya melihat ke bawah, ia menemukan gelang berwarna merah yang tergeletak di lantai.

"Dasar cewek aneh, gelang kayak gini banyak yang jual kali," ucap Gaiska seraya berjongkok mengambil gelang tersebut dan menyimpannya di kantong celana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dasar cewek aneh, gelang kayak gini banyak yang jual kali," ucap Gaiska seraya berjongkok mengambil gelang tersebut dan menyimpannya di kantong celana.

🌻🌻🌻

"Pijitin kepala gue dong Fi, pusing nih, pengen muntah gue," keluh Gian sambil bersandar pada pintu kelas.

Gaiska, Ezar, Lutfi dan Gian, habis mengerjakan ulangan fisika dadakan. Tidak terbayangkan oleh mereka sebelumnya, mereka belum belajar dan tiba-tiba ulangan fisika dadakan. Mungkin, yang belajar saja masih tidak mengerti apalagi yang tidak belajar sama sekali, kecuali kapasitas otaknya satu milliar giga, mereka berempat 'kan hanya memiliki kapasitas otak di bawah rata-rata.

"Sumpah gue ngasal semua tadi," ujar Ezar.

"Lah gue, ngitung panjang lebar tapi gak nemu jawabannya," tambah Gaiska.

"Udah deh, gue mual dengernya gak usah dibahas lagi dah," kata Gian yang sambil dipijitin kepalanya sama Lutfi.

"Mending kantin," saran Gaiska, mereka pun menyetujuinya dan segera menuju kantin untuk mendinginkan otak.

GAISKA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang