Perpisahan memang bukan hal yang diinginkan bagi setiap manusia, melepas kepergian seseorang adalah suatu hal yang cukup sulit. Namun keadaan yang memaksa akan hal itu terjadi, kita harus apa? Jawabannya adalah melepaskan dan merelakan, melupakan? T...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌻
Tania duduk seorang diri di depan kelas Gaiska sembari memainkan ponselnya, ia menunggu sang kekasih keluar dari dalam kelas. Tak lama, ia mendengar suara Gaiska yang memanggil dirinya.
"Tania," panggil Gaiska.
"Eh Gaiska." Refleks, Tania berdiri kala mendengar suara Gaiska.
"Ayo pulang." Gaiska menggenggam tangan Tania dengan lembut, namun Tania melepaskan genggaman itu.
"Aku ke sini cuma mau bilang kalo hari ini kita gak pulang bareng dulu, soalnya aku ada sedikit urusan penting," jelas Tania.
"Kalo urusannya udah selesai, kamu langsung pulang 'kan?" tanya Gaiska.
"Pasti dong. Ya udah, kalo gitu aku duluan ya, Ka, keburu telat."
"Iyaa, hati-hati," ucap Gaiska sambil mengelus rambut Tania. Setelah itu, Tania langsung pergi dari hadapan Gaiska dkk.
Baru saja Mahesa menyalakan motornya, samar-samar terdengar seseorang memanggil dirinya.
"Mahesaaa!"
"Mahesaaa, tungguin gue!"
Mahesa melihat ke sumber suara, ia berdecak setelah melihat siapa yang memanggil dirinya.
"Ck, siapa sih itu cewek? Ribet banget!" protesnya.
Perempuan itu berlari kecil menghampiri Mahesa.
"Kenapa lagi sih, lo? Mau minta nomor hp gue? 'Kan tadi udah gue kasih!"
"Bukan itu, gue nebeng lo, ya?" ucap perempuan tersebut.
"Gue bukan tukang ojek," jawab Mahesa acuh.
"Mahesa ayo lah, anterin gue pulang, sekaliii aja, soalnya sopir gue gak bisa jemput." Perempuan itu terus memohon kepada Mahesa agar dirinya diantarkan pulang.
"Gak ada orang lain kah selain gue? Bisa-bisanya lo minta gue anterin lo pulang padahal lo tau kalau gue masih anak baru disini, lo percaya sama gue?"
"Gue percaya sama lo, karena cuma lo orang yang pertama gue lihat di parkiran, pikiran gue cuma lo yang bisa anterin gue pulang."
"Modus!"
"Gue serius Mahesa, gue sama sekali gak modus sama lo, percaya sama gue."
Mahesq menghela napas pelan seraya berkata, "Oke, sekali ini aja." Akhirnya Mahesa mau mengantarkan perempuan itu pulang.
Seulas senyum terbit dari bibir tipis perempuan tersebut, ia merasa senang akhirnya Mahesa mau mengantarkannya.
"Ayo cepetan naik, gue gak mau buang-buang waktu buat lo!"
Perempuan itu langsung memegang bahu Mahesa, agar mempermudah dirinya menaiki motor sport Mahesa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.