chapter 39

146 41 35
                                    

🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻

Sejak mata kuliah berlangsung tadi, Tania memikirkan tawaran pak Nata yang memintanya untuk datang ke La Fee Verte lagi. Kira-kira apa yang ingin dibicarakan oleh pak Nata kepada dirinya?

Selesai kuliah Tania masih belum memutuskan untuk menemui pak Nata, ada sedikit rasa ragu di dalam dirinya dan ada rasa penasaran yang menyelimuti benaknya. Akhirnya dengan segala pertimbangan, Tania memutuskan untuk menemui pak Nata. Ia membuka tasnya dan mengambil kartu nama yang ia simpan disana, mengetikkan nomor telepon yang tertera dan langsung ia hubungi saat itu juga.

Tania pikir pak Nata tak akan menjawab panggilannya dengan cepat karena beliau adalah orang sibuk yang dipenuhi oleh berbagai jadwal dan pekerjaan. Tapi dugaannya salah, tak butuh waktu lama pak Nata langsung mengangkat panggilannya.

"Hallo, selamat siang, maaf mengganggu waktunya. Apakah saya berbicara dengan Pak Nata?"

"Dengan saya sendiri, siapa ya?"

"Hallo Om, aku Tania keponakan tante Felicie. Saya menghubungi Om karena saya menerima tawaran Om untuk bertemu di La Fee Verte."

"Oh! Bagus kalau begitu, silahkan kamu tentukan jamnya."

"Kalau sekitar jam delapan malam gimana Om, bisa?"

"Sangat bisa, sekarang juga saya akan menyuruh sopir saya untuk menjemput kamu."

"Baik Om, kalau begitu saya tutup teleponnya dulu, saya harus pulang dan bersiap-siap. Sampai ketemu nanti malam, Om." Tania menutup panggilan itu secara sepihak.

Lalu, Tania kembali melangkahkan kakinya untuk pulang ke apartemennya. Jarak dari kampus ke apartemen memang sangat dekat, jadi Tania tidak perlu mengeluarkan ongkos untuk biaya berangkat dan pulangnya.

Padahal uang yang dikirimkan oleh mamanya sebanyak 12000 euro atau sekitar 200 juta bila dirupiahkan. Sudah lebih dari cukup bukan? Apalagi itu hanya untuk biaya sehari-harinya saja, untuk biaya kuliah dan apartemen sudah ditanggung semua oleh Felicie. WOW.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Tania sudah siap dengan penampilannya. Saat dirinya hendak meraih tas yang tergeletak di atas kasur, ada panggilan masuk dari pak Nata di hpnya yang ia simpan di atas nakas. Segera ia meraih ponsel tersebut dan langsung menjawabnya.

"Hallo Tania, jemputanmu sudah datang di depan," ucap Pak Nata mengawali pembicaraan.

"Oh, baik Om. Saya akan segera kesana." Lalu panggilan terputus.

GAISKA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang