Perpisahan memang bukan hal yang diinginkan bagi setiap manusia, melepas kepergian seseorang adalah suatu hal yang cukup sulit. Namun keadaan yang memaksa akan hal itu terjadi, kita harus apa? Jawabannya adalah melepaskan dan merelakan, melupakan? T...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌻
Biasanya siang-siang seperti ini matahari sangat semangat memancarkan sinarnya, namun berbeda pada cuaca kali ini, langit dihiasi dengan awan mendung juga terdengar suara gemuruh, pertanda hujan akan segera turun membasahi sedikit bagian dari bumi.
Masih ingat dengan Devan dan Nadine?
Kalau kalian lupa, Devan adalah teman semeja Leoni serta Nadine kekasih Devan yang berbeda sekolah.
Mereka saat ini sedang duduk santai di tepian danau, ditemani dengan angin yang berhembus sedikit kencang serta dedaunan yang melambai mengikuti gerak arah angin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dev mendung nih, balik yuk!" ajak Nadine sambil menyampirkan tas salempangnya pada bahu.
"Yuk!" sahut Devan.
Mereka berdua beranjak meninggalkan danau yang airnya lumayan tenang, tak lupa mengambil sampah cemilan bekas mereka yang bersandar pada kaki kursi kayu dan membuangnya pada tempat sampah yang disediakan disana. Lalu Devan menyalakan mesin motornya dan memutar arah.
"Ayo naik keburu hujan, nanti kita kehujanan," kata Devan yang melihat Nadine masih saja berdiri.
Setelah Nadine nangkring di atas motor Devan, lelaki itu segera melajukan motornya dengan kecepatan lumayan tinggi, membuat Nadine hampir terjungkal dari motor, sebab Devan tidak memberitahunya bahwa ia hendak ngebut, untunglah Nadine dengan cepat memegang pundak Devan.
"Kamu tuh yaa! Kenapa gak bilang kalau mau ngebut sih?!" Omel Nadine seraya menyelipkan rambut ke belakang telinga yang menghalangi wajahnya akibat diterpa angin.
"Maaf, aku kira kamu udah pegangan."
Hampir setengah perjalanan rintik hujan mulai turun, dari yang hanya gerimis kecil lambat laun makin deras. Devan serta Nadine bingung hendak meneduh dimana sebab kanan kiri mereka hanyalah pepohonan. Devan masih terus melajukan motornya sampai dimana mereka melihat saung yang jaraknya sedikit lagi.
"Kita neduh disana dulu ya, Nad. Aku sih gak masalah nerobos hujan, tapi aku 'kan mikirin kesehatan kamu juga," kata Devan yang suaranya beradu dengan gemericik suara hujan.