Perpisahan memang bukan hal yang diinginkan bagi setiap manusia, melepas kepergian seseorang adalah suatu hal yang cukup sulit. Namun keadaan yang memaksa akan hal itu terjadi, kita harus apa? Jawabannya adalah melepaskan dan merelakan, melupakan? T...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌻
Gaiska dkk sedang berjalan menuju kantin, cacing-cacing di perut mereka sudah berdemo meminta jatah makanan. Di ujung koridor, Diana muncul dan tiba-tiba menghadang mereka dengan merentangkan kedua tangannya, hingga merekapun memberhentikan langkahna sejenak.
"Fi, gebetan lo ngapain tuh," ucap Gian pelan seraya menyikut lengan Lutfi.
"Diana, kamu ngapain sih? Kalau mau bareng ke kantin ya ayo, gak usah pake acara ngehadang kita kayak gini," kata Lutfi berbicara dengan nada sok imut kepada Diana sambil memegang pergelangan tangan gadis itu.
"Ck! Ih apaan sih gak usah pegang-pegang!" Sesru Diana sambil menyentak tangan Lutfi.
"Na, cepet dong! Tinggal minta alamat rumah kak Gaiska doang kok, gue udah laper ih," ujar Celine tiba-tiba yang membuat Leoni menginjak kaki Celine secara mendadak karena mulut Celine yang tidak bisa diajak kerjasama.
"Aw! Sakit tau Le, benerkan apa yang gue bilang? Lo mau minta alamat rumah kak Gaiska 'kan?" kata eline lagi dengan wajah tanpa dosa nya itu.
Leoni dan Diana sudah sangat kesal sekarang, semua tidak berjalan sesuai rencana tadi di kelas. Padahal Celine sudah mengangguk-anggukan kepalanya tanda ia sudah paham, tapi kenapa dirinya malah seperti ini, kalau begini jadinya gagal sudah rencana mereka, padahal Diana sudah menahan malu atas aksinya tadi.
"Ngapain lo minta alamat rumah gue? Mau maling ya lo?" sahut Gaiska sambil berkacak pinggang.
"Iya Kak, tuh Leoni minta alamt rumah lo." Lagi-lagi Celine yang menjawab dengan gaya santainya seolah-olah ia tak bersalah.
"Hmm anu, itu, gimana yaa. Oh iya, gue baru inget, ada barang yang ketinggalan di kelas Kak, kalau gitu kita permisi ya," ucap Leoni gugup sambil menarik tangan kedua sahabatnya dan langsung berlari.
🌻
"Celine bego!"
"Celine gak punya otak!"
"Otaknya kosong!"
"Otaknya otak-otak!"
"Otaknya dijual!"
"Pas pembagian otak gak hadir, malah pergi ke pembagian sembako!" Seperi itu lah umpatan Leoni dan Diana yang kesal terhadap Celine.
"Yaa abisnya gue greget," jawab Celine sambil membuka bungkusan permen.
"Tau ah! Na, gue mau nyari kak Lutfi, lo jagain aja tuh temen lo yang otaknya kosong itu," kata Leoni sambil berlalu dari hadapan Diana dan Celine.
Leoni pergi menuju kelas 12 MIPA 2 yang mana itu adalah kelas Gaiska dkk. Belum sampai ke kelas yang dituju, Leoni melihat Lutfi seorang diri sedang berada di loker, kebetulan sekali. Langsung saja Leoni menghampiri Lutfi.