chapter 10

480 151 195
                                    

🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻

Jam menunjukkan pukul 11.40 a.m, waktunya murid-murid SMAN 5 istirahat kedua. Para murid yang kelaparan berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang keroncongan.

Sekarang, di kelas 11 MIPA 2 Diana, Celine, Devan, serta yang lain sibuk membereskan buku-buku yang ada di meja dan bergegas menuju kantin, tapi lain hal dengan Leoni, gadis itu malah termenung sambil menopang dagu dengan tatapan kosong.

"Minggir," ucap Devan, tapi tak ada respon dari Leoni.

"Minggir." Masih tak ada respon.

Devan yang kesal itu pun mendorong kursi yang duduki Leoni hingga keluar dari tempatnya, membuat gadis itu kaget. Refleks, Leoni berdiri dan langsung memukul bahu Devan.

"Ih Devan ngagetin gue aja lo! Bilang permisi kek, apa kek, jangan didorong kayak gini juga kali!" Seru Leoni.

"GUE DARITADI UDAH BILANG PERMISI! TELINGA LO AJA YANG BUDEK!" teriak Devan hingga urat di lehernya terlihat, lau Devan langsung meninggalkan kelas.

"Kenapa sih itu orang?" gumam Leoni sambil mendorong kursinya ke tempat semula.

"Lo yang kenapa," ujar Diana

"Gue?" jawab Leoni sembari menunjuk dirinya sendiri

"Iya, daritadi lo bengong."

"Masa sih?"

"Tau ah gelap, yuk kantin, Na." Diana dan Celine meninggalkan Leoni sendirian di kelas,

"Emang iya gue bengong? Kok gue gak sadar sih, tadi gue mikirin apa emang? Lah, gue jadi ngomong sendiri, udah ah mau ke ruang musik aja males ke kantin takut ketemu setan yang terkutuk." Leoni melangkahkan kakinya menuju ruang musik. Tiba di ruang musik, Leoni mengambil gitar dan memetiknya.

Alunan musik yang bersumber dari suara petikan gitar itu pun mendorong Leoni untuk ikut bersenandung. Dengan satu tarikan napas, Leoni mulai menyanyikan sebuah lagu yang berjudul "Tak Mampu Pergi dari Sammy Simorangkir." Mungkin lagu ini mewakili suasana hatinya yang sedang kacau.

Ketika dia yang kau cinta mencintai yang lain,

Betapa dalamnya terluka hatiku,

Dan bagaimanakah 'ku harus meyakinkan diriku?

Saat 'ku dengar suaramu,

'ku tak mampu pergi,

Sampai-sampai dirinya tak sadar telah meneteskan air mata karena terlalu terbawa suasana.

🌻

Gaiska dkk sedang berjalan-jalan di koridor, sambil membicarakan hal-hal konyol.

"Eh, kalau gue punya cewek lima kalian bangga gak sama gue?" Tanya Ezar pada ketiga temannya.

"Apa yang harus dibanggain Zar?" ujar Gian.

GAISKA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang