50

221 46 37
                                    


chapter akhir harus dibaca sampe akhir ya gais, jangan lupa vommentsnya! <3

hAppY rEadInG!💛
.
.
.

"Tadi Kak Hyunjae nyariin Lo tau."

"Oh ya?"

Yujin menghela napas melihat kelakuan Minjoo yang mengkhawatirkan akhir-akhir ini. Persis waktu Sangyeon melarang Hyunjae buat deket sama Minjoo. Matanya sembab, kantung matanya menebal, dan tatapannya kosong.

Tapi kali ini ada yang beda, Minjoo maunya nempel sama Sangyeon terus. Beruntung enam bulan terakhir ini bisnis kedai mereka berkembang pesat sehingga mereka tidak terlalu sibuk di dapur seperti dulu, melainkan hanya mengawasi dan mengontrol kedai utama dan beberapa cabang lainnya. Apa-apa 'Abang' deh pokoknya.

Tapi, bagi Yujin, mungkin dia bakal melakukan hal yang sama kalau ada di posisi Minjoo. Gimana sih, lagi manis-manisnya pacaran, tiba-tiba harus terpisah sejauh Indonesia-Eropa untuk waktu yang lama?

Sekarang ini, berhasil mengajak Minjoo ke kafe aja Yujin udah bersyukur. Daripada terus-terusan di rumah atau di kedainya, yang ada dia makin sering melamun.

"Besok loh, nggak mau nganter Kak Hyunjae ke bandara?" tanya Yujin hati-hati. Pasalnya, Minjoo sudah lama tidak bertemu langsung dengan Hyunjae. Sepertinya dia menghindari cowok itu. Alhasil, Yujin dan Eunbi sering kewalahan mencari alasan yang tepat waktu Hyunjae datang mencarinya.

Gue rasa, Kak Minjoo ini udah siap putus daripada harus LDR sama Kak Hyunjae deh. Kalau gue sih mana bisa tahan bertahun-tahun nggak ketemu langsung sama Kak Juyeon :(

Kalau tau Hyunjae bakal pergi kaya gini, dulu Yujin gak bakalan deh mendukung mereka. Long distance relationship itu gak gampang.

Pemikiran yang sama juga Eunbi rasakan. Dia menyesal udah bantu Hyunjae. Mulai dari bantu tuh cowok berhasil menyusup ke kamar Minjoo pakai tangga dari luar demi bisa ketemu Minjoo yang sakitnya tak kunjung sembuh, sampai meyakinkan Sangyeon kalau Hyunjae itu yang terbaik buat Minjoo. Kalau tahu Hyunjae bakalan pergi kaya gini, gak bakalan deh dia bantu.

Meskipun begitu, Yujin akui kalau Minjoo itu hebat. Dia udah tau dari awal, tapi terus bertahan sampai sekarang. Mereka memang benar-benar sedang memperjuangkan yang terbaik.

"Kak?" panggil Yujin setelah beberapa saat Minjoo masih mematung dengan pandangan kosongnya ke luar jendela. "Mau anter Kak Hyunjae besok?"

"Entah."

Oke, Yujin harus mengganti topik. Benar juga kata Kak Eunbi, jangan tanya apapun perihal Hyunjae karena percuma, Minjoo enggan menjawab. Mending bahas yang lain, mengalihkan perhatiannya atau menghibur dia.

Setelahnya, keduanya sunyi, menikmati minuman masing-masing sembari menyaksikan awan hitam legam yang bertaburan bintang dan sinar rembulan.

"Wah, cantiknya. Kayanya kita harus sering-sering deh nongki malem gini." gumam Yujin.

"Nggak bisa."

Mendengar jawaban itu, Yujin langsung menoleh, mendapati Minjoo telah menatapnya.

"Kenapa?"

"Yah..." Minjoo menjeda, terlihat berpikir sejenak. "Lo mau ngebiarin Kak Juyeon jalan sendirian?"

"Oh, gampang Kak Juyeon mah! Lagian kalo kita berdua gini kan enak bisa curcol sambil ghibah ya kan, apa yang lebih asyik dari itu!" seru Yujin bersemangat. "Oiya, kan bisa juga double date kaya waktu—"

cheer up! ❬✔❭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang