42

237 64 16
                                    

note: bakal banyak flashback dari chapter awal

oiya, vomment guys ehe



hAppY rEadInG!💛
.
.
.

"Bi, cuma Lo yang bisa bicara serius sama Sangyeon. Kita-kita mah cuma dianggap angin lalu doang!"

Konferensi meja kotak II dimulai, ada tambahan Kevin juga.

"Mau masalah Younghoon atau Hyunjae, kita gak bisa ngatasin." lanjut Chanhee yang diangguki yang lain.

"Batu bener, Sangyeon gak pernah kayak gini sebelumnya." Sampai Jacob aja nyerah sama Sangyeon.

"Lo kira selama ini gue diem aja? Sampe capek anjir." keluh Eunbi. Hampir setiap hari ia mencuri kesempatan saat bekerja untuk berbicara dengan Sangyeon, tapi apa yang dia dapat?

"Udahlah Bi Lo gak usah belain Hyunjae. Dia cuma hama yang ngerusak adek gue."

Sadis sih, Eunbi tidak habis pikir. Setelah Sangyeon membangga-banggakan adiknya yang waktu itu makin terlihat ceria dan tidak mengurung dirinya lagi dari sosial tentu— itu semua berkat Hyunjae— sekarang dia malah membuang Hyunjae begitu saja.

"Gini deh, Lo ajak Sangyeon bicara serius di mana gitu, jangan di rumah sakit. Nanti kita amatin dari jauh, kalau perlu selanjutnya kita juga ikut bicara setelah Eunbi." Jacob memberi ide.

"Boleh sih." Chanhee setuju. "Jangan kasi tau Hyunjae dulu, deh. Sementara Minjoo biar gue yang jagain nanti."

"Habis Eunbi, serang aja Sangyeon sampe mampus dan nyerah sama sifat batunya!!!" kata Changmin semangat sambil angkat lengan bajunya kaya mau gelud.

"Kok jadi tawuran?" Juyeon nanya.

"Heh, gak boleh pake cara kekerasan!" Jacob menengahi. "Maksud si Changmin, serang aja sama kalimat-kalimat kita, jan dikeroyok ntar bejibun masalahnya."

"Nah iya gitu maksudnya hehe."

"Anjir kek tim Katakan Putus aja kalian. Siapa mau jadi Farlos buat megangin penyadap suara? Atau Lo Chanhee pasang kamera tersembunyi sekalian?"

"WOI ITU ACARA FAVORIT GUE AWOWKOWKW!!"

"Ga gitu juga kali Bi, anjer. Lo lagi, Juy. Udahlah, ayo cepet."




Hasil konferensi sudah bulat, akhirnya Eunbi mengajak Sangyeon ke kafe dan duduk di tempat yang sepi. Setelah basa-basi sebentar, Eunbi langsung ke intinya.

"Yeon, Lo kemasukan ya?" tanya Eunbi yang membuat Sangyeon mengernyitkan alisnya.

"Kemasukan apa?"

"Sumpah nih orang jadi bego." Eunbi menggerutu kecil. "Kemasukan air empang!!! Ya kemasukan setan lah begooo!!"

Bodo amat sama status dia yang masih jadi pegawai di kedai Sangyeon. Sikap Sangyeon gak bisa dilembutin gitu aja.

"Ngapain kemasukan? Gue gak melihara tuyul, jaga lilin tiap malem, atau ngadain pesugihan. Tanya aja sama Sara Wijanarko."

Dih malu banget salah nyebut nama, anjir. Siapa juga yang nanya itu. Eunbi mau resign aja jadi pegawainya kalo Sangyeon makin lemot dan gak nyambung kalo diajang ngomong.

"Lo bukan Sangyeon. Dia tuh dewasa, pengertian, penyayang ke adiknya." jelas Eunbi membuat Sangyeon tersenyum singkat, bangga, tapi langsung datar lagi. "Dih sekarang apa, kasihan Minjoo. Masa dia mau sembuh nunggu Abangnya 'sembuh' sih?"

Sudah 3 hari ini Minjoo terbaring lemah di rumah sakit. Sehari bangun paling cuma 2-3 kali kalau makan aja, itu pun kalau mau dia. Badannya lemas, buat buka mata aja susah, belum lagi kedinginan dan pusing berkepanjangan.

cheer up! ❬✔❭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang