hAppY rEadInG!💛
.
.
."Makasih, sepeda."
Minjoo melambaikan tangan pada sepeda yang barusan Hyunjae taruh kembali di garasi. Sepeda bersejarah. Waktu berangkat aja boncengannya malu-malu kuda, waktu pulang udah gak ada malu. Kan udah resmi, katanya.
Sambil berjalan, tiba-tiba Minjoo menggandeng lengan Hyunjae, bikin cowok itu sedikit terkejut. "Udah berani gandengan nih?"
"Kan Kak Jeje pacar aku mulai 15 menit yang lalu." jawab Minjoo sambil menyenderkan kepalanya di bahu Hyunjae.
"Kaget?" Menyadari eskpresi Hyunjae yang terkejut lagi, Minjoo tertawa kecil. "Nggak enak, kedengeran kasar kalau ngomong sama pacar sendiri pake gue-lo." jelasnya.
Hyunjae mengangguk. Dia kira Minjoo gak bakal suka pakai panggilan aku-kamu, kecuali sama Abangnya.
"Iya. Aku punya kamu, milik kamu, sayangnya kamu. Ya kan?" ucap Hyunjae sambil mengecup puncak kepala Minjoo.
Sebenarnya, kalau Minjoo denger sahabatnya misal Yuri waktu pacaran pakai aku-kamu terus Kak Kevinnya lagi gombal itu ngerasa cringe. Tapi, ternyata kalau ngalamin sendiri itu rasanya beda. Setidaknya kalimat itu bikin dia tenang di tengah debaran jantunya, dan bikin dia ngerasa hubungan mereka bakal selamanya di tengah keadaan mereka ini.
Semoga.
Dan sekarang, Minjoo nggak perlu khawatir lagi sama suara detak jantungnya yang kedengeran Hyunjae. Atau pipi merahnya yang merona jelas bikin dia malu sendiri.
Karena semuanya udah jelas. He is mine.
"Kak Jeje juga sayangnya aku—"
Baru aja sampai di depan pintu, tiba-tiba kebuka sendiri, nampakin Sangyeon yang melipatkan tangannya di dada dengan wajah sangar.
"Udah jadiannya?"
Minjoo yang belum bilang ke Abang tentang hubungannya itu langsung ngelepasin gandengannya, tapi Hyunjae justru meraihnya untuk kembali ke posisi semula.
"Udah, Abang." Hyunjae jawab sambil senyum, sedangkan Minjoo berusaha melepas gandengan mereka. Takut Abangnya itu beneran meledak di sini tau dia berani ngelanggar janji buat pacaran.
"Serius?" Sangyeon kelihatan kaget, sedangkan Minjoo was-was bersiap kabur kalau Abangnya ini mau ngebentak dia.
"Bang—"
Tapi, Sangyeon justru memeluk adiknya.
"Selamat adek Abang yang paaaaling cantik, harus langgeng loh!"
Langgeng?
"Entah apa yang bakal terjadi enam bulan atau di masa depan, Abang yakin pilihan kamu ini yang terbaik."
Sangyeon melepas pelukannya, beralih menatap intens Minjoo yang terkejut.
"Abang tau?"
Sangyeon mengangguk. "Kalau tadi Lo sampe gak ngasi tau gue dan enam bulan ke depan tiba-tiba ninggalin dia, mampus di tangan gue Lo Jae."
Waduh, galak bener kakak ipar yang satu ini. Biasanya aja bilang mau diceburin ke empang, dilempar ke kandang tokek, atau apalah eh ini mampus dong.
Kalau Hyunjae ingat omongan Sangyeon beberapa hari yang lalu, "Gak ada yang tau masa depan kaya gimana, Jae. Apa pun pilihan Minjoo nanti, entah pergi atau nerima Lo, pasti itu yang terbaik. Gue yakin."
Bakal banyak pro-kontra kalau misal Hyunjae ceritain ini ke semua sahabatnya, tapi dia cuma mau percaya sama apa yang Sangyeon bilang tadi.
Siapa tau kan Hyunjae gak jadi lulus tahun ini terus nilainya jelek terus gak masuk univ luar negeri terus dia disuruh mengundurkan diri terus lanjutin perusahaan Papa terus nikahin Minjoo?
KAMU SEDANG MEMBACA
cheer up! ❬✔❭
Fanfiction[тнє вσуz χ ιz*σηє] ❝𝐌𝐢𝐧𝐣𝐨𝐨 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚?❞ ❝𝐌𝐢𝐧𝐣𝐨𝐨 𝐜𝐚𝐩𝐞𝐤 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐠𝐚𝐧𝐭𝐞𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚!❞ ↪𝚃𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝙺𝚒𝚖 𝙼𝚒𝚗𝚓𝚘𝚘 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚊𝚛𝚞 𝚜𝚊𝚓𝚊 𝚋𝚊𝚗𝚐𝚔𝚒𝚝 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚙𝚞𝚛𝚞𝚔𝚗𝚢𝚊. 𝙼𝚎𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒...