25

261 77 27
                                    

hAppY rEadInG!💛
.
.
.

"Eric plis deh gue gak papa!!" kata Minjoo sambil mendorong Eric pelan yang berjalan di sebelahnya.

"Diem deh." jawab Eric sambil menarik lengan Minjoo karena hampir saja menabrak tiang di kantin. Minjoo gak boleh kena sentuh apapun, apalagi kesenggol dan jatuh. Aduh jangan sampe, nanti dia sakit lagi gimana?

"Gue mau ke toilet, ngapain Lo ikut?" Minjoo berhenti di depan pintu toilet wanita, membuat Eric juga mengehentikan langkahnya. Eric tuh lebay banget. Masa waktu Minjoo masih sarapan di rumah tadi udah dijemput, biasanya aja dia tuh sering dateng mepet hampir telat kalau bareng Eric. Terus waktu mau absen pake jempol, dia lapin dong tempat absen nya pake tisu basah dede bayi. Sejak kapan Eric bawa begituan? Buku aja sering ketinggalan kalo Minjoo gak ngingetin.

"Gue tungguin."

Saat Eric menunggu Minjoo, tiba-tiba datang Wonyoung yang sudah melipatkan kedua tangannya di dada, lengkap dengan bibir manyun dan alis yang menyatu, memperlihatkan kalau dia marah.

Eric sedikit terkejut, dia hanya diam sambil menatap Wonyoung aneh.

"Kak Eric kok cuekin aku sih!" rengek Wonyoung yang sudah menghentakkan kedua kakinya.

"Hah?" untuk beberapa detik ia masih belum sadar kalau yang berdiri di depannya ini adalah pacarnya.
"WHAT—" setelah sadar, Eric langsung menarik Wonyoung hingga ke taman belakang sekolah yang letaknya tidak jauh dari situ.

"Wonyoung plis ini di sekolah." kata Eric yang sudah kebigungan, takut-takut kalau ada orang lain lagi yang melihat mereka.

"Kemaren maksud Kakak apa, peluk Kak Min—" Wonyoung sudah siap melampiaskan amarahnya, namun Eric segera menyela. Wonyoung tuh sebenernya mau minta penjelasan mulai tiga hari yang lalu, tapi chat dia gak dibalas sama sekali, di sekolah pun mereka saking sibuknya sampe gabisa ketemu.

"Dia sahabat gue."

"Oke Kak. Wony tau situasi kita gimana. Tapi Wony bakal terus berusaha." ucap Wonyoung tegas.

"Silahkan—"

"Tapi Kak Eric juga harus bisa jaga perasaan Wony." lanjut Wonyoung, Eric berdecak sebal.

"Sorry to say, Lo tau sendiri 'situasi' kita gimana." kata Eric lalu berjalan meninggalkan Wonyoung begitu saja.

Namun Wonyoung juga gak bisa lepasin Kak Eric gitu aja juga. "Wonyoung belum selesai bicara, Kak." cegahnya dengan menarik lengan Eric hingga laki-laki itu berbalik ke arahnya. "Tapi tetep aja, Kak Eric pacar Wony, Wony pacar Kak Eric." lanjutnya sambil tersenyum manis, hingga tanpa sadar membuat Eric terhipnotis untuk beberapa detik.

"Hm—" sampai kehilangan kata-katanya.

"Kak Eric nanti ada latihan basket kan? SEMANGAT KAK! Wonyoung mau jadi orang pertama yang nyemangatin Kakak. Dan akan selalu seperti itu." semangat Wonyoung sambil mengepalkan kedua tangannya dan berkata hwaiting beberapa kali kepada Eric.

"Hah? Makasih." random banget pikir Eric. Padahal tiap pagi Minjoo udah nasihatin dia segala macem kalo mau latihan basket.

'Kalo disuruh lari ya lari, jangan malah jalan santai. Katanya mau nambah tinggi?!?'

'Awas sampe turnamen nanti kalah, gue tampol pake sapu lidi!'

'Kalo sampe ntar gue liat Lu males-malesan, kaga bakal gue liatin tugas atau PR gue lagi.'

Dan 'kalo' lainnya yang terdengar seperti ancaman, namun malah membuat Eric tertantang dan semakin bersemangat. Memang tidak secara gamblang bahwa, 'Eric semangat!'. Cukup dengan 'kalo'.

cheer up! ❬✔❭Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang