hAppY rEadInG!💛
.
.
.Waktu yang cukup, tidak. Sangat lama untuk Minjoo menunggu dan setiap hari merindukan Hyunjae. Dia takut, mereka tidak mampu menahan rindu, dan akhirnya memilih untuk... Ah, sudahlah. Biarkan waktu yang menjawab.
Tapi tunggu, bukannya rata-rata master degree itu cuma memakan waktu 1,5-2 tahun aja?
Seolah tahu apa yang Minjoo pikirkan, Hyunjae kembali menjelaskan. "Setelah lulus, aku mau cari pengalaman dulu di sana. Mungkin kamu sering denger kalau aku bakal nerusin perusahaan Papa, tapi itu salah."
Minjoo masih diam, menyimak kalimat Hyunjae yang ia rasa semakin menyesakkan dadanya.
"Terus, aku bakal bangun perusahaan sendiri di sini."
Untuk kalimat yang terakhir ini, berhasil membuat Minjoo terbangun dan beralih menatap cowok itu kagum.
Impian yang hebat. Oke, gue gak akan nangis lagi. Gue takut gue bakal ngehalangin mimpi dia. Gue harus mendukung dia—
Tapi, buliran bening itu malah semakin deras mengalir.
"Jo, dengerin aku." panggil Hyunjae lembut sambil meraih dagu Minjoo agar mendongak menatapnya. "Kaya yang aku dan Sangyeon pernah bilang. Kita nggak tahu apa yang bakal terjadi enam bulan lagi. Kamu jangan mikir yang aneh-aneh. Bisa aja kamu ikut ke sana kan?"
"Nggak bisa, nggak akan pernah bisa. Aku nggak bisa ninggalin Abang sendirian di sini." kilah Minjoo cepat sambil berusaha mengelap air matanya.
Hyunjae juga berpikir demikian. Dia bisa saja ikut membawa Minjoo. Tapi, urusan dia di Indonesia jauh lebih penting.
Ini baru sehari loh mereka jadian, kenapa udah dipenuhi air mata. Hyunjae jadi makin merasa bersalah, tapi kalau dia tidak mengatakan yang sebenarnya ia malah semakin salah.
"Jo, everything is gonna be okay. Jangan takut sama jarak—"
"Aku nggak takut sama jarak. Aku cuma takut aku nggak bisa nahan rindu."
Tuhan, bayanginnya aja nggak kuat. Gimana nanti...
"Sayang, hari ini tuh teknologi udah canggih. Tiap hari kita bisa teleponan, video call—"
"Janji?"
"Absolutely, yes."
"Udah, cukup. Aku percaya Kak Jeje." bisik Minjoo lembut seraya memeluk dan menenggelamkan kepalanya di dada Hyunjae.
"Dan aku, bakal selalu percaya kamu."
"Tapi, Kak Je. Aku punya satu permintaan." lirih Minjoo masih memeluk Hyunjae.
"Sure, anything for you." jawab Hyunjae yang kini mengusap lembut surai hitam Minjoo.
"Aku mau kita tidur bareng. Sekarang. Di sini. Aku ngantuk."
Permintaan Minjoo yang satu ini berhasil membuat Hyunjae terbatuk. Padahal waktu di Bogor dulu, Minjoo yang paling keras menolak kalau malam itu mereka melakukannya. Bahkan sampai marah-marah ke Hwall.
"Ayo, Kak—eh, Sayang!"
"Jo—"
Minjoo berhasil memanfaatkan kesempatan saat Hyunjae tertegun mendengar panggilan untuknya, padahal tadi Minjoo malu-malu buat menyebut panggilan itu. Iya, Minjoo berhasil menarik Hyunjae untuk berbaring dan saling memberi kehangatan yang sebenarnya di bawah selimut yang sama.
***
"Anjir, kamar segede ini masa kaga ada kamar mandinya sih?!" gumam Chaewon yang terbangun di tengah malam sambil celingukan, temennya udah di alam mimpi semua. Terus dia berdiri, nengok ke luar kamar. Sepi, tidak ada kehidupan. Mana gelap, kan serem.
KAMU SEDANG MEMBACA
cheer up! ❬✔❭
Fanfiction[тнє вσуz χ ιz*σηє] ❝𝐌𝐢𝐧𝐣𝐨𝐨 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚?❞ ❝𝐌𝐢𝐧𝐣𝐨𝐨 𝐜𝐚𝐩𝐞𝐤 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐠𝐚𝐧𝐭𝐞𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚!❞ ↪𝚃𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝙺𝚒𝚖 𝙼𝚒𝚗𝚓𝚘𝚘 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚊𝚛𝚞 𝚜𝚊𝚓𝚊 𝚋𝚊𝚗𝚐𝚔𝚒𝚝 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚙𝚞𝚛𝚞𝚔𝚗𝚢𝚊. 𝙼𝚎𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒...