Persoalannya mungkin memang cuma pikiranku, kenapa selalu memikirkan hal mengerikan? Nyatanya maksud Pak Bara adalah,
"Pijat saya di kamar saja, biar kalau ketiduran kamu bisa ikut tidur sekalian."
Bukannya yang skidipapap begitu. Duhai otak yang bersarang di kepala orang cantik Ayna Larasati, tolong jangan memikirkan hal sekotor itu terus-terusan. Mungkin saja Pak Bara sebenarnya tidak tertarik padaku, atau aku bukan tipenya. Kan, bagus.
Ya, bagus. Tidak perlu repot memikirkan soal hal-hal aneh seperti malam pertama.
Aku harusnya lega memikirkan itu, tetapi entah kenapa pikiranku justru semakin ruwet. Lalu bagaimana tipe Pak Bara? Apakah seperti mantan calon istrinya? Seperti apa Airin itu, aku juga belum tahu.
Dan memang lelaki mampu menahan diri selama ini? Hampir satu bulan kami tidur seranjang, dan Pak Bara sama sekali bertahan. Setiap kali bangun, guling masih ada di tengah kasur seolah Pak Bara tidak pernah berpikir menyingkirkan benda itu sedikit saja.
Namun dia suka telinga dan bibir. Buktinya dua benda itu sudah dia jamah. Artinya aku berpotensi menjadi penyebab gairahnya bangkit, kan? Akan tetapi lihat, Pak Bara bertahan sampai sekarang.
Oh, tidak-tidak! Di rumah orang tuanya, kami hampir lepas kendali dan berakhir tidur terpisah. Sialnya napasku mengembus lega menyadari bahwa aku tetap perempuan yang berpotensi menjadi penyebab Pak Bara hilang kendali.
Suara ponsel Pak Bara terdengar pelan di nakas, sementara pemiliknya terlihat sudah pulas di pahaku. Sulit sekali untuk tidak melirik notifikasi apa yang muncul malam begini. Sepertinya pesan WhatsApp.
Mas Bara.
Mas Bara? Keningku berkerut dalam membacanya. Siapa gerangan yang memanggil lelaki ini dengan sebutan 'mas'?
Ponselnya berbunyi sekali lagi dan mataku langsung menangkap dengan jelas apa yang muncul di layar notifikasinya.
Ini Airin.
Oh-what?
Kalau boleh, aku ingin ....
Kuhentikan gerakan di punggung Pak Bara. Kalau aku baca, apakah berdosa? Tapi suamiku sedang dihubungi mantan calon istrinya. Bagaimana kalau Airin meminta kembali dengan Pak Bara? Lalu nasib pernikahanku yang baru akan beranjak ini akan berakhir begitu saja?
Pak Bara yang berjanji akan membuat aku bertahan akan goyah.
Lalu kami bercerai.
Aku menjadi janda.
Dan Pak Bara menikah dengan Airin. Bahagia.
Enak saja! Mana bisa begitu! Airin tidak bisa seenaknya. Rasanya ada yang menyesaki tenggorokan sampai dadaku membuatku kesulitan sekadar bernapas saja.
"Pak," bisikku pelan sekali. Pak Bara tidak bergerak, masih tengkurap dengan mata tertutup rapat.
Sepertinya benar-benar nyenyak tidur. Dengan ragu, aku meraih ponsel di nakas. Membaca melalui jendela notifikasi pesan terakhir yang dikirim dengan nomor tak dikenal itu.
Kalau boleh, aku ingin bertemu Mas sebentar. Ada yang ingin aku bicarakan.
Benar kan, Airin ingin bertemu Pak Bara. Apakah nanti akan diterima? Pak Bara akan bertemu Airin diam-diam di belakangku, atau lebih buruk mereka benar-benar kembali.
Segera kuletakkan kembali ponselnya. Jantungku mendadak bertalu cepat. Seharusnya aku sudah menduga kalau cepat atau lambat Airin pasti hadir lagi. Dua orang yang memiliki hubungan sangat lama pasti sulit untuk saling melupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Flash Sale [END-PART LENGKAP]
Romance❝Dicari! Wanita yang bersedia menjadi pengantin pengganti untuk Bara Budiman, yang akan menikah pada 12 April 2021❞ Kisah ini dimulai saat Ayna Larasati membaca kalimat tersebut dan dengan kewarasan yang tersisa satu sendok, dia mendaftarkan diri me...