"Pak, Pak Bara!"
Tak sengaja tanganku menyenggol panci sampai menghasilkan bunyi nyaring yang panjang. Dari arah kamar, lelaki yang baru saja selesai mandi, masih memakai handuk, berlari turun tangga.
"Kenapa, Ay?!"
Aduh. Kuambil panci dan meletakkan sembarangan.
"Gas habis. Belum selesai masak."
"Kamu ini, nggak bisa bilang pelan jangan teriak-teriak? Buat orang kaget." Dia mendesah dan memeriksa gas.
Aku meringis, ya ampun, ini panik lho. Bangun kesiangan, dia harus bawa bekal juga. Rencananya hari ini juga mau ke kampus bertemu dosen pembimbing.
"Tunggu saya pakai baju."
Dia kembali lagi ke kamar, aku pun mengikutinya.
"Bekalnya aku antar gimana? Sarapan goreng telur aja?"
"Memang mau antar?"
"Ya mau," sahutku, sesaat kemudian berpikir ulang. Tidak masalah, kan? Tentu saja tidak. Apa masalahnya mengantarkan bekal makanan untuk suami?
Kuambil handuk dan melesat ke kamar mandi. Janji bertemu dosen jam sembilan. Aku hanya diberi waktu maksimal tiga puluh menit untuk pertemuan pertama ini. Semalaman sudah kuperbaiki Bab 1 sampai aku tidak menemukan celah sedikit saja.
"Kamu mau pergi?"
"Gimana?" tanyaku dari dalam kamar mandi.
"Kamu mau pergi?"
"Oh, iya. Mau ketemu dosen."
"Mau bareng saya?"
"Enggak. Aku berangkat siangan. Bapak duluan aja."
"Mau saya buatkan sarapan juga atau buat sendiri?"
Kepalaku berpikir keras. Padahal niatnya mandi cepat-cepat saja supaya sempat membuatkan sarapan untuk Pak Bara. Akan tetapi, idenya tidak buruk.
"Buatin sekalian."
Tidak ada sahutan. Hanya tak lama setelah itu terdengar pintu ditutup. Dia pasti pergi membeli gas.
Kurang dari dua puluh menit aku selesai mandi, di dapur sudah terdengar suara orang menggoreng sesuatu. Baguslah, aku bisa bersiap-siap dulu. Dan tak butuh waktu banyak juga aku selesai memoles wajah.
"Buka dulu file-nya. Saya periksa."
Aku berhenti memakai lipstik. Tiba-tiba dia sudah berdiri di pintu.
"File skripsi?"
Matanya langsung melirikku sebal. "Iya ..." sahutnya panjang.
Tak berpikir panjang, meski belum selesai memakai lipstik, aku mengambil laptop dan membukanya. Siapa tahu skripsi ini bisa selesai satu bulan saja dengan dibantu Pak Bara, bebanku segera hilang.
"Saya perbaiki langsung," katanya, setelah mengambil dasi dan membawa laptopku keluar.
Segera kuselesaikan kebutuhanku dan menyusulnya segera. Senyumku terukir pendek saat melihatnya fokus pada laptop sementara piring berisi nasi dan telur juga di samping laptop. Aku duduk di sebelahnya, melihatnya sedang menyeleksi salah satu paragraf. Keningnya sampai terlipat-lipat membaca kalimat itu. Apa yang salah?
"Nggak ada data tahun 2021?"
Eng ...?
"Buka webnya, lihat yang terbaru."
Kupejamkan mata sesaat. Baiklah. Kubuka ponsel dan mencari alamat webnya.
"Belum update 2021, masih 2020."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Flash Sale [END-PART LENGKAP]
Romance❝Dicari! Wanita yang bersedia menjadi pengantin pengganti untuk Bara Budiman, yang akan menikah pada 12 April 2021❞ Kisah ini dimulai saat Ayna Larasati membaca kalimat tersebut dan dengan kewarasan yang tersisa satu sendok, dia mendaftarkan diri me...