Intermezzo Part. 5

1.4K 101 6
                                    

Minal Aidin Walfaizin yaa para readers kesayangan akuu..

Mohon maaf kalau aku banyak salah apalagi di storyku. Maafin aku yaa gaes :)

Kali ini just intermezzo dari Harcis.

Selamat membaca.


























"Sayang, berhubung aku buru-buru. Ini hampers spesial dari aku. Ada yang couple juga. Nanti dibuka ya."kata Harris.

"Yauda aku pamit yaa."

"Ihh. Sebentar sayang. Sebentar."tahan Ricis.
"Hampersku Alhamdulillah banyak dikasih orang, daripada mubazir aku mau hibahkan ke kamu. Sebentar aku siapin." Ricis langsung berlari ke arah dapur sebelum Harris mengiyakan.





Sehabis dari live Pesbukers Harris menyempatkan mampir sebentar mungkin hanya sekitar 10-15 menit untuk ke rumah Ricis memberikan hampers spesial yang dimana hanya untuk Ria Yunita seorang.

Karna dirumahnya juga sedang ada tamu. Jadilah ia diluar sambil menunggu Ricis menyiapkan sesuatu untuknya.




"Nih sayang." Ricis kembali dari ruang makan dan membawa banyak tentengan dibantu Mba Yanti.

"Ya Allah sayang. Ini buat siapa?"tanya Harris.
"Buat kamu lah. Disisihin buat kamu dulu buat dirumah. Kalo kebanyakan bisa dibagi-bagi sama orang lokasi."

"Lintar tolong bantuin."
Dengan sigap Lintar mengambil alih makanan yang ada di Mba Yanti dan menaruhnya di mobil.

"Aku bakalan balik menggendut lagi kayaknya."kata Harris membantu Ricis merapikan isi mobilnya yang sudah penuh itu.
"Harus!! Calon suamiku ini harus kembali berisi lagi. Supaya empuk kalo aku gigit." Ricis terkekeh geli.

Harris travelling. Pikirannya melanglangbuana, kemana-mana dan langsung ia gelengkan kepalanya. Hhahaha.







Ricis menyentil dahinya lalu tertawa." Jangan mikir yang aneh-aneh. Liar imajinasi kamu tuh yang."

Harris cengengesan, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Kalo aku gendut, nanti kamu gasuka lagi sama aku."
"Mana ada kayak gitu yang. Aku kan ga mandang fisik. Yang penting rasa sayangku gaakan pernah berubah."jelas Ricis.
"Duh sweet sekali buaya betinaku ini."canda Harris.

Ricis mendengus sebal dan mencubit perut Harris.




"Tapi yang pokoknya kalo aku ke Bintaro, kamu harus menyambut aku dengan semua makanan ini yang udah tersusun rapi. Aku gamau ya kalo rumah kamu masih berantakan atau bekas bungkusannya bececeran kemana-mana."
"Dirapiin yang. Jangan lupa."pesan Ricis.

"Iyaah. Tapi kan perabotan dirumahku belum lengkap yang."
"Apa yang kurang? Nanti aku bawain buat kamu."
"Gaperlu. Nanti kamu harus wajib ikut aku beli yang lain-lainnya yang aku butuhin. Gaada penolakan ya sayang."
"Okee. Siap laksanakan."kata Ricis mengangkat tangannya tanda hormat.

"Oke. Kalau gitu aku pamit kerja lagi yaa sayang. Malem takbiranku masih harus kerja. Maaf gabisa nemenin kamu, masih harus cari cuan aku."
"Gapapa. Aku pun juga masih kerja meskipun gasampe pagi kayak kamu. Semangat ya sayang. Berkah kok Insha Allah."

Harris tersenyum mengelus kepalanya.







"Sayang, tunggu!" Ricis mengambil tangan Harris lalu ia cium.
"Maafin aku yang banyak salah ya sama kamu. Maafin aku dengan segala nyebelin dan moodswing-nya aku."

"Iya kamu emang banyak salah sama aku."tawa Harris.
"Tapi mau sebanyak apapun salah kamu, tetep aku maafin. Aku kan gabisa marah."
"Jangan nakal-nakal yaa."

Ricis mengangguk mengerti. Beberapa hari yang lalu Harris sempat marah dan mengamuk padanya. Ia mengakui kalau Harris sedang emosi seperti itu sangat mengerikan. Ia sampai terkejut dan dibuat menangis walau pada akhirnya Harris menyesal karna sudah membuat wanita-nya menangis.









Harris menangkupkan kedua pipi Ricis dengan senyum tulusnya.

"Makasi ya buat makanannya. Aku jadi tempat penampungan. Hahaha. Tapi tenang aja sayang. Pasti bakalan abis kok."

Ricis mengangguk." Semangat ya sayang."

"Kamu juga ya. Yauda kamu masuk gih, kasian tamunya dianggurin kelamaan."
"Gapapa. Mereka paham kalo aku lagi bucin gimana."kata Ricis yang membuat Harris tertawa.

"Akunya udah telat sayang. Aku jalan yaa. Dadah sayang. Assalamualaikum."
"Dadah. Waalaikumsalam."

Ia tersenyum melambaikan tangannya pada Harris.



























Dikamar, Ricis membuka hampers dari Harris. Dengan senyum bahagianya ia mengirim pesan dan gambar padanya.

"Ini kayak bukan hampers yang. Kayak seserahan masa."
"Ya anggep aja itu DP seserahan yang. Hahaha. Semoga kamu suka ya."
"Suka banget! Makasi ya sayang. Luvluv."
"Luvluv juga cantik."















Makasi yaa yang udah baca intermezzo kegabutanku:)

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang