70. Lelaki-ku Pt.2

1.4K 128 11
                                    

Cerita ini hanya fiksi ya guys. Jangan disangkutpautkan dengan real life mereka. Aku tau kalian orang-orang baik. Bisa ya kerjasama sama aku :)

Di "Amiinn" kan kalau memang ingin mengaminkan setiap doa baik disini.

Tetap langitkan doa terbaik untuk pasangan kesayangan kita ya :)








Selamat membaca.















Semua hanya titipan. Aku hanya bisa bersyukur atas apa yang di titipkan kepadaku saat ini. Termasuk kamu.

Harris Vriza - 2021




















Sekitar pukul 01.00 dini hari, Ricis lagi-lagi menangis. Dibalik panggilan telfonnya, suara tangisan itu terdengar pilu sekali di telinga Harris. Sang wanita menghubunginya dengan suara serak dan sesegukan. Menunggu supaya sedikit lebih tenang, barulah ia mengucapkan kalimat.

"Aku salah apa? Kenapa mereka selalu menyalahkan aku? Abang, aku ingin tenang. Sebentar saja."lirihnya.

Beberapa hari terakhir ini moodnya semakin kacau. Harris diabaikan dan dimarahi karna alasan yang tidak jelas menurutnya, namun tetap ia yang meminta maaf atas kesalahan yang ia sendiripun tidak paham sebabnya apa. Yang pada akhirnya Ricis menyadari apa yang ia lakukan tidak ada gunanya dan ia meminta maaf pada Harris.

Dan malam ini, puncak tangisannya kembali. Si cengeng kesayangannya, wanita-nya, Ria Yunita-nya berada di titik terendah dan ia lemah. Ricis membutuhkan bahunya untuk bersandar.

"Pah, apa yang harus Ais lakukan sekarang? Ria semakin sering menangis. Bungsunya Papah kembali lemah. Bantu Ais Pah. Tolong."mohon Harris.








"Aku kerumah ya."
"Hey, sayang."

Ricis menggumam mengiyakan." Jangan dimatiin telfonnya."

Mengambil airpods-nya, Harris pasang dikedua telinganya." Iyah. Tapi udahan nangisnya ya."

Sambil fokus menyetir dengan kecepatan tinggi, ia terus menenangkannya. "Ria Yunita, Papah sedih kalo kamu kayak gini. Udah ya sayang."

Harris menghela nafas panjangnya.



"Abang, aku pusing."keluhnya.

"Ya karna kamu nangisnya ga berenti-berenti dari tadi. Ketemu aku, udah gaada air mata lagi ya."

Ricis merengek. Karna kalau bertemu dengan Harris disaat suasana hatinya seperti ini, air matanya otomatis berderai dengan derasnya.

"Aku puter balik ya."ancamnya.

"Nyebelin!!"


Ancamannya hanya sekedar ucapan belaka. Ricis memang selalu hobi menangis jika sudah bertemu dengannya. Jadi, ia akan tetap datang ke rumahnya meski tangisan akan ia lihat di kedua mata indahnya.

"Turun yang. Aku udah dibawah."

***

Menundukkan kepalanya, Ricis duduk disamping Harris di kursi depan rumahnya.

"Hey, gamau liat aku?"

Perlahan Ricis menatap Harris dengan kedua matanya yang memerah dan bengkak. Membuat Harris tersenyum sendu sambil mengelus pipinya sayang.

"Goodgirl. Nurut ya apa kata aku tadi. It's okey sayang kalau mau nangis lagi. Aku ga pergi kok."

Air mata Ricis kembali tumpah. Memeluk Harris dengan erat, menenggelamkan kepalanya di hoodie Harris.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang