74. Guilty.

1.2K 114 15
                                    

Cerita ini hanya fiksi ya guys. Jangan disangkutpautkan dengan real life mereka. Aku tau kalian orang-orang baik. Bisa ya kerjasama sama aku :)

Di "Amiinn" kan kalau memang ingin mengaminkan setiap doa baik disini.

Tetap langitkan doa terbaik untuk pasangan kesayangan kita ya :)

Selamat membaca.

















I just want to be me.

Harris Vriza - 2021


Senin yang indah. Semoga kita semua senantiasa dijauhkan dari penyakit hati. Aamiin.

Ria Ricis - 2021


































"Kamu baik-baik aja kan?"

Pertanyaan Ricis membuat Harris otomatis menghadap ke arahnya.

"Aku baik. Alhamdulillah. Kenapa yang?"tanya Harris yang dibalas gelengan oleh Ricis.

"Gaperlu khawatirin aku. Malah aku yang khawatir kamu kesini malem-malem. Mana Anggi disuruh pulang."

Saat Harris sedang berada di perjalanan pulang, Ricis menghubunginya kalau ia juga dalam perjalanan menuju rumahnya. Ia mengatakan bosan, ingin keluar dan menemuinya.

Rengekannya membuat Harris mengiyakan keinginannya. Tidak mungkin untuk menyuruhnya putar balik. Ia pasti akan didiamkan seharian.



"Sayang."panggil Ricis sambil menopang kedua tangan di dagunya diatas bantal sofa.

Harris tersenyum lalu mengelus kepalanya." Kenapa?"

Yang Ricis lihat di kedua mata dan raut wajahnya adalah keterpaksaan dan kegelisahan. Pada waktu itu, ia yang merasakan namun kenapa saat ini berpindah pada Harris. Ada apa dengannya?

"Banyak yang nyariin kamu. Kok ngilang sih?" Ricis merapikan rambutnya.

"Aku kan syuting dari pagi. Aku lagi jarang pegang handphone, kan kamu tau itu. Paling pas break aja aku telfon kamu atau Mamah."

Harris menyingkirkan bantal didekatnya, ia rebahkan tubuhnya dengan kepala yang ia baringkan di paha Ricis.

Memejamkan matanya, ia mengambil satu tangan Ricis untuk ia dekap. Dan satu tangan lainnya meminta untuk mengelus rambutnya.

"Sepertinya suasana hatinya sedang melow. Lelaki-nya ini memang sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja."ucap Ricis dalam hati.






Tidak bertanya, Ricis hanya terus mengelus rambutnya dengan sayang. Ia tidak memaksa Harris untuk bercerita. Memang seperti itu biasanya. Tunggu saja sampai suasana hatinya membaik, ia akan menceritakan semuanya. Tanpa terkecuali. Ia hanya membutuhkan seseorang yang menemaninya, menenangkannya, mendukungnya, menguatkannya, menghiburnya dan memanjakannya.

Terpisah dari sang Mamah dan tinggal sendiri, membuat Harris kesepian. Ditambah jika ada hal yang mengganggu pikirannya. Ia akan sering melamun dan merenung tanpa banyak orang tahu. Dan mimik wajahnya pun selalu mudah tertebak.

Ricis sesekali hanya bertanya bagaimana harinya, bagaimana syutingnya seharian ini. Membuat percakapan yang ringan dan nyaman untuknya.



"Yang, mau liat gambar menakjubkan ga di tangan aku?"

"Apa?"tanya Harris. Ricis menunjukkan bekas gigitan Khadeejah di tangannya. "Nih ulah anak kamu."

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang