Intermezzo Pt. 13

1K 98 16
                                    

Flasback surprise birthday ;)





































"Turun ke bawah, sayang. Aku di depan gerbang."

Pikir Ricis, sang lelaki tidak akan ke rumahnya malam ini karna ia mengatakan jika scene-nya masih banyak. Tidak sempat untuk mampir. Sedikit mengerutkan dahinya bingung, Ricis langsung saja bersiap untuk turun ke bawah lalu meminta penjelasannya. Ia pun belum mengganti piyama karna baru menyelesaikan kontennya.

Harris kala itu sangat memikirkan bagaimana membuat sang wanita tercengang dengan late surprise yang ia rencanakan. Sederhana memang karna sulit menyesuaikan waktu kosongnya yang langka untuk mempersiapkan semua yang dibutuhkan. Semoga Senin malam ini berjalan sesuai dengan apa yang ia harapkan.

"Kok ga masuk ke dalem? Ayo masuk."

Harris menahan lengan Ricis kemudian memintanya untuk mengikutinya terlebih dahulu. Membujuk susah payah berusaha meyakinkannya agar percaya padanya, ia merasa takut dikerjai oleh Harris. Lelaki-nya itu biang dari segala kejahilan. Meskipun sudah sering ia menjadi korbannya, namun tidak untuk malam ini. Jadi wajar ia super extra was-was.

"Tutup matanya sebentar aja, yang."pinta Harris namun yang di dapat gelengan kuat dan tatapan mata tajam sang wanita.

"Please, sebentar aja. Kamu bebas mau ngapain aku kalo semisal aku ngerjain kamu. Ya?"

Tatapan sendu dan suara lembutnya itu membuat Ricis menghela nafasnya berat. Ia mengangguk pasrah. Terlalu mudah luluh jika suara downy itu menggema di telinganya.

Dengan rasa excited, Harris merangkul bahu Ricis kemudian segera menutup mata Ricis dengan sebelah tangannya yang kosong. Tangan Harris bukan hanya menutup matanya saja namun seluruh wajah mungil Ricis tertutup oleh telapak tangannya yang besar.

Berhubung sudah malam, Harris tidak mau membuat keributan di area perumahan Ricis. Dengan hati-hati, Harris mendekatkan Ricis tepat di belakang mobilnya di luar gerbang.

Perlahan bagasi itu terbuka. Aneka balon cantik bertuliskan 'Happy Birthday, Ria Yunita' bertengger manis disana. Ditambah bunga mawar merah kesukaannya menghiasi sekitar bagasi. Butuh effort yang lumayan untuk mendekornya. Berbekal kreasi sendiri namun tetap dibantu Lintar dan Fian. Ah, Ka Riri juga berperan meskipun hanya by video call.

Lintar membawa strawberry cake bertuliskan 'Happy Birthday, Sayang' dan lilin berangka 26. Sedangkan Fian dengan kameranya, siap mengabadikan moment yang sepertinya hanya untuk konsumsi pribadi.

"Bismillahirahmanirrahim. Itungan ke-3 matanya dibuka ya, sayang." Ricis mengangguk pelan. Masih dengan sedikit rasa takut, ia genggam tangan Harris dengan erat. Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang. Ia tidak memprediksi akan ada hal seperti ini. Harris memang selalu penuh kejutan.

Mata sang wanita terbuka saat hitungan ketiga diucapkan oleh sang lelaki. Beberapa detik matanya tidak berkedip memperhatikan dengan binar takjub. Kemudian air matanya lolos dalam satu kedipan. Ia terharu dan speechless.

Memutar tubuhnya ke belakang, sambil berjinjit ia lingkarkan kedua tangannya di leher Harris. Memeluknya erat dengan air mata yang bercucuran. Ia mendapati Harris mengelus punggungnya lalu membisiki kalimat.

"Happy late birthday, sayang. Selamat ulang tahun. Save the best for the last, kan? Meskipun surprise-nya sesimple ini, aku harap tetap berkesan ya buat kamu."

Hanya anggukan dan gumaman terimakasih yang terus terlontarkan dari mulutnya.

Ia tangkupkan wajah sang wanita, sambil tersenyum Harris hapuskan air mata Ricis dengan kedua ibu jarinya. Raut wajahnya sangat menggemaskan persis Ibrahim jika sedang menangis.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang