"Wih, gue kalau dilihat lihat cakep juga ya" gumam Adel yang sedang berkaca di depan cermin.
"Oke Adel, mulai sekarang lo gak boleh insecure. Cukup jadi diri lo sendiri, dan jangan peduliin omongan orang."
"ADEL, MAIN YOK" teriak seseorang dari depan rumah.
"Tu orang siapa sih? malem malem gini malah teriak-teriak. Dikira hutan apa?"
"Nak, itu ada yang manggil kamu tuh. Kamu samperin dulu ya, bunda lagi sibuk."
"Siap bunda cantik"
Ceklek, suara pintu terbuka..
"Iya siapa? ELO? LO NGAPAIN DISINI REY?
"Sstttt jangan teriak teriak, entar suara lo bisa serak" Reygan membekap mulut Adel
Byuhhh
"Tangan lo bau amis! Lo ngapain malem malem kesini? Kurang kerjaan banget"
"Gue mau ajak lo jalan jalan. Mau kan? Pasti mau lah. Gak ada sejarahnya cewek nolak ajakan seorang Reygan" Reygan menaik turunkan alisnya
"Siapa bilang?"
"Gue lah"
"Oke. Jadi, untuk nyatet satu sejarahnya, gue akan jadi cewek pertama yang nolak ajakan lo"
"Dih kok gitu. Ayolah.."
"Ogah. Lo ajak aja si Alenong itu"
"Kok jadi dia sih, kan gue mau nya elo" rengek Reygan
"Kan biasanya lo jalan sama dia. Udah deh jangan manja, gue lagi mode mager"
"Kalau gue jalan sama Alena, entar lo cemburu. Kan gue jadi gak enak"
"Pede lu. Siapa juga yang cemburu?"
"Hallah, gausah bohong deh. Lo kemarin sebenernya cemburu kan?" Ngaku Lo!" Reygan mencubit hidung Adel
Adel mengangkat satu alisnya. "Gajelas. Mendingan lo pulang, gue lagi males keluar"
"Yahh, masak lo tega sih nyuruh gue pulang gitu aja. Jarak rumah gue sama lo itu jauh tau gak"
"Siapa suruh lo kerumah gue? Kan gue gak nyuruh Lo"
"Iya juga sih. Ahhh tapi ayo lah plis, mau. Kalau enggak, gue paksa nih" Reygan mulai menarik tangan Adel
"Aaaaaaaa bundaaaa tolong, Adel mau diculik"
Bunda Zea pun keluar sambil membawa sapu.
"Heh lepasin anak saya! Beraninya kamu mau nyulik anak saya" bunda memukul mukul Reygan
"Pfttttttt hahahahahaha. Bund udah bund, kasihan itu masih anak orang."
"Kok kamu malah ketawa sih? Bantuin bunda mukul dong!" Ucap bunda yang masih setia dengan pukulan gagang sapu.
"ampun tante, ampun. Huwaaa papa, Reygan tersiksa" ringis Reygan
"I-itu Reygan bund, bukan penculik"
Bunda Zea menghentikan aktivitas memukul nya. "Ha? Eh maaf nak Rey, bunda kira tadi penculik"
"Ih tante, sakit nih. Tapi gapapa lah. Itung-itung Reygan berkorban untuk calon istri"
Adel yang sedari tadi ketawa, langsung merubah mimik wajahnya menjadi datar. "Jangan ngaco!"
"Nak Rey, mau ajak jalan Adel ya?"
"Iya tan, boleh ya?"
"Jangan panggil Tante, panggil aja bunda. Iya, boleh kok. Asalkan pulang nya jangan malem malem"
KAMU SEDANG MEMBACA
Reygan Dinata (End)
RomanceGenre : fiksi remaja, romansa. "Harga diri lebih penting daripada segala materi."- Adel. "Apa yang gue mau, harus gue dapetin!"-Reygan. Semesta mempertemukan mereka sehingga terlibat dalam skenario Tuhan. Apakah keduanya saling punya rasa? dan apaka...