🦋SELAMAT MEMBACA 🦋
Sedari tadi, Adel tidak berhenti menangis di pelukan dada bidang milik Reygan. Mereka berdua kini tengah berada di ruang tunggu IGD rumah sakit, menunggu kabar dari dokter tentang kondisi bunda Adel yang tiba-tiba pingsan.
"Sekarang ceritain, gimana bunda kamu bisa pingsan." pinta Reygan
"Gak tau. Tadi pas gue pulang sekolah, gue nyari bunda ke dapur. Tiba-tiba gue lihat bunda udah pingsan gitu aja. Tapi anehnya, mulut bunda udah ngeluarin busa."
Reygan nampak berfikir.
"Apa mungkin bunda lo minum racun?"
Adel menatap nyalang cowok yang berada di sampingnya.
"Bunda gue gak segila itu!"
"Iya juga sih. Atau mungkin bunda lo diracunin seseorang?"
"Em, bisa jadi. Tapi siapa yang ngeracunin? toh, gue kan juga gak punya musuh."
Orang di sekitar lo akan mati.
Terbesit di benak Adel oleh kata-kata itu. Apa mungkin ancaman teror itu benar? Kalaupun iya, pelakunya siapa?
Ting
Satu notifikasi pesan dari nomor yang tidak dikenal membuat Adel langsung menyalakan layar handphone nya. Gadis itu sontak menutup mulutnya dengan ekspresi kaget bukan main.
+62*****
Ini baru satu orang lo sayang. Mungkin selanjutnya, orang yang ada di samping lo akan jadi target selanjutnya.
Refleks ia menoleh ke arah Reygan yang tengah asik memainkan game online miliknya.
Dengan berani, Adel menjawab isi pesan tersebut
Adel.
Lo siapa? dan apa mau lo dari gue?
Send.
+62*****
Kalau lo mau tau siapa gue, besok jam 8 malam gue tunggu di lokasi yang udah gue kirim.
"HIH DIA SIAPA SIH?"
"Kenapa Del?"
"Gapapa."
"Bohong. Tadi gue lihat lo serius baca pesan dari seseorang kan? sini gue lihat" Reygan mengambil hp Adel dengan paksa.
Setelah membaca pesan yang barusan masuk di hp itu, Reygan membulatkan matanya.
"Lo di teror? kenapa gak bilang sama gue?"
"Gue gak mau ngrepotin elo Rey. Awalnya gue kira juga cuman orang iseng."
"Fiks! Orang yang neror lo itu gak main-main. Buktinya, dia udah ngeracunin bunda lo."
"Besok gue bawa temen-temen gue untuk bantu nangkep si peneror ini. Lo gak sendiri, lo masih ada gue Del. Jadi besok kita hadapin sama-sama." Jelas Reygan yang hanya diangguki Adel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reygan Dinata (End)
RomanceGenre : fiksi remaja, romansa. "Harga diri lebih penting daripada segala materi."- Adel. "Apa yang gue mau, harus gue dapetin!"-Reygan. Semesta mempertemukan mereka sehingga terlibat dalam skenario Tuhan. Apakah keduanya saling punya rasa? dan apaka...