EMPAT PULUH

446 45 1
                                    

🦋SELAMAT MEMBACA 🦋


"SAYANG"

"Sayang-sayang. Gue ketok juga nih kepala lo, Rey!"

"Yaelah del, galak amat sih lo. Awas, entar gak laku!"

"Mana ada. Gue kan cantik, mempesona, dan aduhai. Jadi banyaklah cowok yang ngantri"

Reygan memutar bola matanya malas

"Lo aja semenjak putus sama gue masih jomblo"

"Hey, ngaca! Lo juga jomblo pe'a!!"

Reygan menggaruk tengkuknya yang tak gatal "Iya juga sih"

"Lo berdua berisik banget sih? Kalau ada masalah keluarga, tolong jangan dibahas disini" ucap Ocha, yang sedang memakan nasi gorengnya

"Rey, kayak ada orang yang ngomong. Tapi dimana ya?"

"Iya nih. Atau jangan-jangan disini ada setan. Ihhhh sereemm"

"DASAR SOLIMIH!" Ucap Ocha yang merasa kesal.

Sedangkan Reygan dan Adel tertawa terbahak-bahak karena melihat muka Ocha yang terlihat sangat kesal.

"Del"

"Hmm" jawab Adel yang masih fokus dengan layar handphone nya.

"Lihat sini napa! gue ada di depan lo. Bukan di hp lo!"

"Hishhhh iya-iya. Ada apakah tuan Dinata?"

"Nah gitu dong. Alana pindah sekolah kesini"

"Alana? terus?"

"Ya sekarang dia sekelas sama gue. Lo harus hati-hati ya? gue takutnya lo diapa-apain sama dia"

"Gak boleh su'udzon gitu. Gak baik, Rey"

"Terserah lu. Gue mau pesen makanan dulu. Bay!"

"Cha, gue mau ke toilet dulu ya"

"Oke. Perlu ditemenin gak?"

"Gausah. Kalau lo ikut, entar si pangeran kodok nyariin"

"Yaudah deh. Jangan lama-lama!"

...🦋...

Ruangan dengan ukuran 80-90 cm, dengan dominan cat berwarna putih nampak sepi. Apa mungkin karena ini masih jam istirahat?

"Tumben toilet nya sepi. Biasanya juga rame" gumam Adel yang barusaja membuka pintu toilet.

Saat memasuki toilet, Adel disambut dengan sobekan kertas yang menempel di depan kaca cermin toilet.

Begitupun ia merasa sedikit penasaran. Adel mengambil secarik kertas tersebut dan membacanya.

Jauhi Reygan, atau orang yang ada disekitar lo akan mati!

Setelah membaca tulisan yang ada di kertas tersebut, tiba-tiba saja pintu yang belum sempat Adel tutup tertutup dengan sendirinya.

Reygan Dinata (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang