Gedung tua yang terlihat kosong serta tidak berpenghuni. Banyak akar-akar yang menjuntai dimana-mana. Atap yang bolong, dinding yang sepertinya akan roboh, serta lantai yang terlihat amat kotor.
Pengap. Itulah udara yang mereka rasakan.
Adel, Reygan, serta anggota Rajawali sudah berkumpul di lokasi yang sudah dikirim si peneror itu.
Anggota Rajawali yang ikut disana memang terlihat banyak, hal itu untuk mengantisipasi serangan ataupun hal-hal lain yang dilakukan si peneror.
"Kita masuk sekarang, inget! yang paling utama jagain cewek gue. Si peneror itu pasti ngincer dia." titah Reygan.
"Bucin lo!" sentak Barra dan juga Garrel.
"Ayang, aku atut" rengek Ocha yang memegang erat lengan Barra.
"Jangan takut, kan ada aku."
"Ayang gak bakal jauh-jauh kan?"
"Enggak. Aku bakal selalu di dekat kamu. Tangan aku aja kamu gandeng, jadi gak bisa kemana-mana deh."
"Yee, ni pasangan alay banget sih!" cibir Garrel.
"Iri aja lo. Makannya cari pacar! kalau gak dapet, noh dihutan banyak!"
"Stttt!! kalian kalau mau debat jangan disini bisa gak sih?"
"Itu Rey, temen lu yang mulai duluan." Barra menunjuk Garrel yanh sedang bersedekap dada.
Adel menatap kosong bangunan tua itu. Entah apa yang dia rasakan. Jantungnya kini berdetak lebih kencang, seakan-akan hal yang tidak diinginkan akan terjadi.
"Gak usah takut. Ada gue" ucap Reygan secara lembut.
Adel hanya mengangguk pasrah. Untuk kali ini, ia mencoba menjadi tenang dan diam tanpa banyak bicara.
"Kita masuk sekarang." perintah Reygan yang diangguki semua anggota Rajawali.
Saat mereka masuk ke dalam gedung tua itu, pintu tiba-tiha terkunci dari arah luar. Entah siapa yang melakukan hal itu.
"Pintu nya terkunci." Ucap salah satu anggota Rajawali.
"Shit! semua harus jaga-jaga. Pasti disini banyak jebakan."
"Siap, Rey!"
Terdengar suara tepukan tiga kali. Seorang wanita keluar dari balik pintu yang ada di sudut ruangan, diikuti banyak orang yang bertubuh kekar, serta memakai pakaian serba hitam.
"Berani juga, lo datang kesini. Bawa pasukan? nyali lo lemah juga ya?" ucap seseorang tersebut.
Adel dan Reygan sama-sama terkejut. "Alana? Jadi----"
"Iya, itu gue. Gue gak suka lihat Adel bahagia, setelah apa yang dia rebut dari gue." Alana menunjuk Adel dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Apa yang Adel rebut dari lo, HA?"
"Dia udah rebut elo dari gue, Rey. Lo itu seharusnya jadi milik gue. Bukan dia!"
"Ck! gak waras nih orang."
"Iya, gue gak waras. Kalau gue gak bisa milikin lo seutuhnya, maka orang lain pun juga gak bisa."
"SERANG!!!" teriak Alana.
Adu jotos pun terjadi, beruntung Reygan membawa semua pasukan Rajawali. Jadi sebanding dengan pasukan yang dibawa Alana.
Reygan menarik tangan Adel untuk menuju ke sudut ruangan, supaya terhindar dari jotosan ataupun pukulan.
Barra juga melakukan hal yang sama seperti Reygan. Ia membawa Ocha ke sudut ruangan juga.
"Lo tunggu disini aja. Biar gue sama yang lain hadapi mereka "
![](https://img.wattpad.com/cover/267762094-288-k815948.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reygan Dinata (End)
Storie d'amoreGenre : fiksi remaja, romansa. "Harga diri lebih penting daripada segala materi."- Adel. "Apa yang gue mau, harus gue dapetin!"-Reygan. Semesta mempertemukan mereka sehingga terlibat dalam skenario Tuhan. Apakah keduanya saling punya rasa? dan apaka...