23. CAMPING -DAY 1-

509 42 2
                                    

Happy Reading


...🦋...

Perjalanan Jakarta-Bandung hanya memakan waktu 2 jam. Beruntungnya mereka yang tidak terjebak macet selama di perjalanan. iyalah gak macet, kan bukan hari mudik. Apasih gajelas-skip.

Keduanya masih tertidur pulas dengan kepala bersandar satu sama lain dan saling terlelap dalam dunia mimpi mereka masing masing.

Tapi sayang, tidur mereka terusik karena terdapat seseorang yang membangunkannya.

"Nak Reygan, neng Adel, ayo bangun, ini udah sampai" ucap Pak Budi, selaku pembina

"Hoammmm, eh udah sampai ya pak?" Reygan mengucek kedua matanya.

"Iya, udah sampai. Kamu bangunin neng Adel dulu ya. Bapak mau ngurus yang lain" ucap Pak Budi

"Baik pak."

"Adel kalau tidur mukanya cantik amat ya, damage nya kayak manis dan natural alami tanpa pengawet buatan. Em, bangunin gak ya, mana tidurnya pules banget. Tapi kalau gue gak bangunin, entar dia ngamok. Bangunin aja lah"

Ribet amat lu Rey

"Del, bangun. Ini udah sampai" Reygan menepuk pelan pipi Adel.

"5 menit lagi ya bund" jawab Adel yang masih memejamkan matanya.

"Band bund band bund. Ini bukan dirumah woy! Cepetan bangun!"

"Eh, oiya hehehehe gue kira tadi tidur dirumah. Habisnya gue tidur nyaman banget sih"

"Nyaman lah. Orang elu tidur di pundak gue. Liat nih! jaket gue jadi kena iler lu"

"Jan ngadi ngadi. Gue tuh gak ileran! Lagipula kok gue bisa tidur di pundak lo?"

"Ya, karena bisa"

"Cih, apaansih gajelas. Yaudah yuk turun, sekalian kita ambil tas di bagasi."

"Eh tunggu dulu" ucap Reygan yang mencekal pergelangan tangan Adel

"Kenapa?"

"Itu di mata lo ada belek nya."

Sontak Adel langsung membalikkan badannya ke arah yang berlawanan.

"Udah gak ada kan?" Tanya Adel sambil menunjuk matanya

"Udah, cantik. Yaudah yuk kita turun"

...🦋...

"Anak-anak, selama kita camping, maka ada beberapa peraturan yang harus kalian taati. Kalau kalian mencoba melanggarnya, maka kalian harus siap dengan konsekuensi nya." Ucap bu Tuti

"Baik bu" serentak para murid.

Sudah 25 menit Bu Tuti menjelaskan tata aturan selama camping.
Lamanya bu Tuti menjelaskan, membuat semua murid jenuh mendengarnya. Apalagi dalam kondisi berdiri.

"Huft, ini Bu Tut lama banget jelasinnya. Kuping gue jadi pengeng" gerutu Ocha.

"Tat tut tat tut, manggil guru yang bener, Ocha!!"

"Kan biar lebih enak Del. Lagipula biar beda dari yang lain dan pastinya mudah disebut."

"Baik, itu saja yang saya sampaikan. Apakah ada peraturan yang belum kalian pahami? Kalaupun ada, silahkan untuk bertanya."

"Itu saja, itu saja. Dia gak nyadar apa? Kalau njelasinnya sampai bikin kaki gue pegel Inul"

"Hust. Ngoceh aja lu!"

Tiba-tiba Barra mengangkat tangannya.

"Iya Barra? Ada yang mau kamu tanyakan?"

"Eh um enggak bu, saya tadi cuma ngeregangin otot tangan aja"

"HUUUUUUU" sorak semua murid.

Plakkk satu tamparan mendarat di pipi kanan Barra

"Awshhh, apa apaansih Cha? Sakit nih"

"Tadi ada nyamuk nemplok. Daripada lo kena demam berdarah, mending gue cegah. Lo harusnya ucap makasih dulu ke gue"

"Gak mau. Pipi gue jadi merah nih"

Ocha memegang pipi kanan Barra untuk memastikan. "Mana, mana? Enggak merah tuh. Cuman pink"

1
2
3

Mata mereka sama sama bertemu beberapa detik.

"Ocha, kalau dari deket cantik juga" batin Barra.

"Lah ni cowok ngapain ngelihat gue gitu amat. Iya tau, gue emang cantik." batin Ocha.

"Ekhemmm, dari matamu, matamu, ku mulai jatuh cinta." Goda Reygan

Barra yang pertama mengakhiri tatapan pun, langsung sedikit salah tingkah.

"Apaansih, jangan megang pipi gue. Tangan lo pasti ada kumannya"

"Enak aja!, Tangan gue tuh gihenis"

"HI.GE.NIS CHA! Astaghfirullah" Sewot Barra yang menekankan kata higenis

"Nah maksutnya itu."

"Sudah, sudah. Kalau tidak ada pertanyaan, silahkan kalian mulai membangun tenda di tempat yang sudah di tentukan. Dan jangan lupa setelah itu kalian mencari kayu bakar di sekitar sini. Inget, jangan jauh jauh!"

"Siap Bu"

Adel dan ketiga temannya, Ocha, Audi, dan Sasa langsung menuju ke lokasi bagian tenda mereka, yang letaknya tidak jauh dengan tenda kelompok Reygan.

Sudah beberapa menit ke empat gadis tersebut mencoba mendirikan tenda, tapi selalu gagal. Berbeda hal nya dengan tenda kelompok Reygan yang sudah berdiri kokoh.

"Del, ini pancangnya kok gak bisa nancep sih?" Tanya Ocha

"Gimana mau nancep? itu Lo masang pancangnya kebalik dodol! Jadi orang pinter dikit napa"

"Owhh kebalik ya? Ya sorry, kan gue gak tau" cengir Ocha.

"Ih ini tali dari tadi ditariknya susah banget. Kayak beban hidup gue" gerutu Adel

"Eh" Adel terlonjak kaget ketika merasakan genggaman lembut yang memegang tangan kanannya.

"mau gue bantu?"

"Gausah Rey, makasih. Gue bisa sendiri kok."

Reygan menghela nafasnya pelan.

"Udah sini, jangan keras kepala deh. Tuh liat! Tangan lo aja sampai merah gitu."

"Gue gak mau ngrepotin Lo. Ini tuh nariknya susah"

"Yaudah, kita nariknya berdua aja. Gimana, mau?"

"Em, yaudah deh."

"Entar kalau gue bilang 123 kita sama sama narik ya"

"Iya"

1
2
3

Tarik!!!

Adel yang hilang keseimbangan pun sontak terlonjak ke belakang. Adel beruntung, karena Reygan dapat menangkap tubuhnya sebelum benar benar terjatuh ke tanah.

"Makannya hati-hati" lembut Reygan

"Eh em i-iya m-makasih Rey" gugup Adel

"Kenapa? Kok gugup?" Tanya Reygan yang masih menatap dalam manik mata Adel

Sial, tatapan itu membuat Adel menjadi salah tingkah dan mungkin kini pipinya sedikit merah merona."E-enggak kok, s-siapa j-juga yang g-gugup?"

"Lucu banget sih. Yaudah gue ke tenda dulu ya" ucap Reygan yang mengusap lembut kepala Adel.

Adel hanya menganga sambil menatap kepergian Reygan.

Bundaaaa, anaknya dibuat baper sama orang.

Reygan Dinata (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang