TIGA PULUH ENAM

745 48 11
                                    

Assalamu'alaikum
.
.
SELAMAT MEMBACA
....

Btw, makasih atas 6k nya🥰
Semoga gak bosen dengan cerita ini ya

Reygan menggendong tubuh Adel dan meletakkannya diatas brankar UKS dengan hati-hati

Ia mengusir petugas yang berjaga disana, agar ia bisa turun tangan merawat gadisnya yang sudah terbujur lemas

Reygan segera mengambil minyak kayu putih yang berada diatas nakas, dan mengoleskannya dibawah hidung Adel agar ia segera sadar

"Del, plis gue mohon lo sadar."

Mata Adel sedikit terbuka.

"G--gue ada dimana?" Ucapnya yang memegang kepala yang sedikit terasa pusing

"Lo sekarang ada di UKS. Tadi lo pingsan. Lagipula kok lo bisa pingsan sih? bukannya tadi dikantin udah makan banyak?"

"Namanya juga dihukum panas-panas Rey. Mungkin gue dehidrasi"

"Mau teh anget gak?"

"Enggak. Gue lagi gak nafsu"

"Gak ada penolakan. Lo tunggu sini bentar"

Reygan berjalan ke arah pintu UKS menghampiri kedua sahabatnya yang sedari tadi menunggunya di luar

"Rel, Bar, tolong beliin teh anget sama roti satu ya. Nih uangnya"

"Siap!!"

10 menit kemudian, Barra dan Garrel datang dengan teh anget serta roti yang ada ditangannya

"Nih, Rey. Gue sama Garrel ke kelas dulu. Entar kalau guru nyariin lo, biar gue cari alesannya"

"Sip, thanks bro"

Dengan telaten, Reygan menyuapi satu persatu roti kedalam mulut gadisnya.

Sebelumnya, Adel menolak untuk memakannya. Karena tidak mau berdebat dengan Reygan, dengan terpaksa ia menuruti nya

"Lo gak makan?" tanya Adel

"Enggak. Lo aja yang makan. Kan lo yang lebih butuh asupan"

"Hem oke."

"Oiya, kata bu Susi, nanti OSIS ada rapat. Lo gak usah ikut"

"Lah kok gitu? Kan gue wakilnya. Jadi gue harus ikut lah"

"Gausah ngeyel deh! Lo masih lemes. Liat aja tuh, bibir lo kayak mayat"

Adel mencibirkan bibirnya "enak aja ngatain gue kayak mayat. Lo tuh, kayak setan!"

"Mana ada setan yang gantengnya kayak gue" Reygan membuyarkan rambut hitamnya ke samping

"Ada tuh. Buktinya elo sendiri"

"Terserah bahagianya lo aja Del. Lama-lama gue greget pengen nikahin lo!"

Mendengar ucapan itu, Adel refleks memasukkan roti yang dipegang Reygan ke dalam mulutnya. Hal itu membuat sang empu sedikit tersedak.

"Halu lo ketinggian! Siapa juga yang mau nikah sama lo! mending gue nikah sama kambing tetangga gue"

Reygan hanya menatap Adel dengan tatapan tak berekspresi. Jika sudah berdebat dengannya, dipastikan ia akan kalah sama bacotan yang dilontarkan seorang cewek

Percayalah, kalau bacotan cewek itu tiada tandingannya. Yekan?

Maaf, kalau aku bikin ceritanya pendek, biar bacanya gak cepet bosen

Jangan lupa starnya🌠
...
...
Oiya, aku ada cerita baru nih.
Kalau tertarik dengan ceritanya, bisa disimpan dulu di perpustakaan 🙂

 Kalau tertarik dengan ceritanya, bisa disimpan dulu di perpustakaan 🙂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Reygan Dinata (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang