Eyyo🙌
Aku lanjut ceritanya disini ajalah.
Sertakan vote or komen nya dong! Masa cuman baca doang. haha***
Aroma tanah kuburan yang sedikit basah tercium nyengat di indera penciuman Reygan. Mata elang kecoklatan nya menatap batu nisan yang tertera nama gadis yang dulu sangat dia cintai dan kini sangat ia rindukan.
Sudah hampir satu tahun kedua pasangan remaja itu terpisahkan oleh takdir Tuhan. Hari-hari seorang Reygan Dinata hanya terhias oleh bayangan Adel semata. Mungkin karena Reygan terlalu merindukan sosok gadis itu di sampingnya.
Kini, ia sudah duduk di bangku kuliah. Orang-orang disekitar masih sama tapi dengan suasana yang jelas berbeda. Barra, Garrel, dan juga sahabat Adel yang tak lain adalah Ocha berada di satu kampus dengan Reygan.
Alena? gadis itu sudah terkurung di jeruji besi bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat.
Reygan belum memaafkan ia sepenuhnya, hatinya masih tergores ketika mengingat kejadian satu tahun yang lalu."Selamat pagi cantik. Kamu tidurnya pasti nyenyak banget kan? aku rindu kamu. Aku disini kesepian banget kayak gak ada penyemangat hidup lagi. Kalau bukan pesan terakhir kamu itu, pasti aku udah nyusul kamu dan kita bisa bersama lagi." Ucap Reygan yang menatap batu nisan kekasihnya.
Tak pernah merasa bosan ataupun jenuh, cowok itu selalu mengunjungi makam kekasihnya semingu tiga kali semata-mata mengobati rasa kerinduan yang begitu amat dalam.
Sudah hampir dua jam Reygan berada disana. Suara notifikasi dari handphone miliknya berhasil membuyarkan lamunan Reygan.
Barra : jadi ke markas gak? yang lain udah nungguin lo dari tadi.
/Read
Reygan kembali memasukkan benda pipih itu kedalam saku celananya. Kemudian ia menabur bunga serta menyiram sedikit air layaknya orang berziarah seperti biasanya.
"Sayang, aku pamit ya. Nanti kalau ada waktu luang, pasti aku akan kesini lagi." Reygan mengusap batu nisan Adel dengan lembut. Lalu ia berdiri, berjalan meninggalkan area pemakaman.
°°°°
"GARREL, PERMEN YUPI GUE JANGAN LO MAKAN TERUS! KALAU LO MAU, MENDING LO BELI SENDIRI SONO! DASAR GAK MODAL!" Ocha berteriak begitu kencang. Ocha merupakan cewek satu-satunya yang kini sedang berada di markas Rajawali."Yaelah Cha. Cuman makan dikit doang. Pelit amat lo!"
"DIKIT LO BILANG?" Heh boy! Lo tadi makan sampai setengah kemasan permen yupi gue. SINI BALIKIN!"
Perkataan Ocha seperti tidak didengar Garrel. Cowok itu masih saja terus memakan permen yupi yang tadi dibawa Ocha ke dalam markas.
"GARREL, BALIKIN PERMEN YUPI GUE!" Ocha ingin merebut permen yupi itu dari tangan Garrel. Akan tetapi, Garrel malah membawa permen yupi itu ke atas kepala membuat Ocha tak sampai untuk mengambilnya karena tubuh Garrel terlalu tinggi dari Ocha.
Ocha berdecak. Gadis itu beralih menatap kekasihnya yang sedang memakan kacang kulit dengan kaki yang ia naikkan ke atas meja. "Sayang, yupi aku diambil sama Garong." adunya kepada Barra.
"Garong, garong. Nama gue itu GARREL! G A R R E L !" ucap Garrel tak terima.
Ocha memutar bola matanya malas. Sedangkan Barra menatap ke arah Garrel dengan tatapan elang. Garrel hanya bisa bergedik ngeri. Barra memang orang yang humoris tapi kalau sudah mengeluarkan tatapan elang, orang yang ditatap seperti berhadapan dengan malaikat maut.
"Yaudah nih! ambil tuh yupi! Besok gue beli se pabrik-pabrik nya."
Ocha menerima kemasan yupi yang isinya tinggal sedikit. "Lo makan semua permen yupi gue? Kemarin susu gue lo minum, dan sekarang yupi gue lo makan sampai habis?!"
Mendengar perkataan Ocha, Garrel menjadi tersedak yupi yang ia makan. Sedangkan Barra langsung menatap Ocha dan Garrel secara bergantian disertai tatapan tajam.
"HAH? sus---susu?" beo Garrel.
"Iya. Susu beruang gue kemarin lo minum sampai habis!"
"Owhh susu beruang. Lo itu kalau ngomong yang jelas dong! bikin gue nethink aja!" sarkas Garrel yang membuat Barra tertawa terbahak-bahak.
"Emang lo nethink tentang apa?"
"Enggak. Gapapa. Lo masih polos, gausah ikut mikir!"
"Udahlah. Sini, kamu duduk disamping aku! Nanti kalau kamu disitu bisa ketularan penyakit ayan nya Garrel." perintah Barra kepada Ocha.
Ocha mengangguk mengacungkan kedua jempol nya. Berjalan kearah Barra yang sedang duduk di sofa. "GARONG JELEK!"
"Enak aja ngatain gue jelek. Gue itu ganteng. Lebih ganteng dari cowok lo itu Cha." Garrel merapikan jambulnya keatas.
"Jambul lo udah tinggi. Udah ngalahin jambul nya Syahrini pula. Lo kalau kayak gitu, mending jadi jamet di lampu merah aja!" tutur Barra yang menatap Garrel malas.
Garrel mengedikkan bahunya. "Bomat. Yang penting lo sama gue, lebih gantengan gue kemana-mana."
.....
Mau tau Ocha gak? Nih, aku kasih tahu.
Kalau ini Barra.
Nah, kalau ini si jambul alias Garrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reygan Dinata (End)
RomansaGenre : fiksi remaja, romansa. "Harga diri lebih penting daripada segala materi."- Adel. "Apa yang gue mau, harus gue dapetin!"-Reygan. Semesta mempertemukan mereka sehingga terlibat dalam skenario Tuhan. Apakah keduanya saling punya rasa? dan apaka...