Balqis Chyra Zi Hanif. Itulah nama gadis yang baru menginjakkan kakinya di Pesantren An-Nur. Biasanya, keluarganya memanggilnya dengan sebutan Zi. Tapi untuk orang lain, biasanya memanggilnya Balqis.
Bukan tanpa alasan ia masuk ke Pesantren. Ini perintah dari orangtuanya, ah ralat. Lebih tepatnya ia di hukum karena sering masuk keluar BK.
Saat di sekolahnya dulu, Zi sering berbuat ulah dan di juluki 'Bad Girl Berhijab'. Zi sering adu jotos dengan siswa di sekolah. Dan yang lebih parah, dia pernah menonjok salah satu siswa sampai masuk ke Rumah Sakit dan dirawat inap seminggu dan berakhir Zi masuk ke Pesantren.
Zi melakukan itu karena hanya ingin membela siswa yang sering ditindas atau di bully. Di sekolah, Zi tidak pernah berteman dengan siapapun karena memang tidak ada yang mau berteman dengannya hanya karena gadis itu memakai hijab panjang. Banyak juga yang sungkan dan tak berani karena Zi adalah anak pemilik sekolah.
Tapi ada satu siswi yang mau berteman dengan Zi karena alasan yang sama dan dia adalah sepupu Zi. Memakai hijab panjang dan dikucilkan karena dia berasal dari keluarga berada. Mereka menganggapnya akan alergi jika berteman dengan yang tidak sepadan.
Karena itu, orangtuanya sudah pusing dengan tingkah putrinya dan memasukkannya ke Pesantren jauh dengan kota. Tapi, Zi juga sudah bisa menghafal Al-Qur'an, meskipun baru 26 juz.
Dan disinilah Zi dan orangtuanya berada. Di dalam rumah pemilik Pesantren yang akan ia tempati. Ia duduk berhadapan dengan Aisy dan Fathan. Disamping Fathan ada seorang gadis yang tidak Zi ketahui siapa namanya. Tapi yang Zi tau dia adalah anak pemilik Pesantren.
Sedari tadi, Zi mendumel dalam hati karena orangtuanya yang lama sekali entah berbicara apa. Dia mendengarkan musik dengan earphone yang ia pasang diam-diam agar tidak bosan.
Netra Zi tak sengaja melihat sebuah foto yang terletak di atas nakas dekat dengan sofa yang didudukinya.
Di foto itu ada tiga pria dan dua wanita yang memakai pakaian couple berwana biru Dongker. Semuanya tersenyum manis, kecuali pria yang paling tinggi. Pria itu hanya menampilkan wajah datarnya tanpa tersenyum sama sekali.
"Tuh orang kenapa gak senyum dah. Sok cold banget jadi cowok" komentar Zi dalam hati.
Fatin mengikuti arah pandang Zi. "Itu kakak Fatin. Orangnya emang dingin, gak pernah senyum sama orang lain." bisiknya pelan yang membuat Zi terlonjak kaget.
Zi tersenyum canggung karena tertangkap basah. Malu-maluin aja Lo Zii. Batinnya.
Tak lama, orangtuanya keluar dan pamit pulang.
"Zi, kamu jangan bikin ulah lagi disini. Jangan nonjok anak orang lagi, jangan tawuran dan apapun. Mobil dan black card kamu ayah sita."
Zi masih tersenyum manis. Setidaknya HP yang menjadi separuh hidupnya masih aman.
"Dan HP kamu akan diambil oleh pihak Pesantren."
Senyuman lebar yang awalnya terlihat, langsung pudar saat Zi mendengar penuturan ayahnya.
"Gak bisa gitu kalo Zi bawa?"
"Gak boleh."
Zi hanya pasrah dan melihat HP nya yang sudah dibawa Aisy.
"Dah HP. Baek-baek Lo disana." Batinnya.
Zi memeluk kedua orangtuanya. Bunda Zi mengelus kepala putrinya yang tertutup Hijab.
"Jangan ngerepotin orang disini. Jaga pola makan kamu, jangan sampai telat. Vitamin yang Bunda bawa jangan lupa diminum."
Zi hanya mengangguk di pelukan bundanya. Setelah itu kedua orangtuanya pamit pulang.

KAMU SEDANG MEMBACA
COLD & SENGKLEK GUS (END)
Teen FictionKomedi - romance (Saran aja, baca GUS & NING dulu biar tahu alurnya) Seorang gadis kota harus masuk Pesantren di keluarga Fatih karena perintah orangtuanya. Baru saja menginjakkan kakinya disana, gadis itu bertemu dengan Fatih. Fatih yang tak senga...