"Apapun akan saya lakukan, Gus. Yang penting saya bisa menikah dengan jenengan, meskipun saya menjadi yang kedua."
Semua menatap Leny. Terlebih lagi keluarga Fatih yang menatap Leny tak percaya. Bagaimana bisa perempuan memohon-mohon untuk menjadi istri kedua seperti itu.
"Apa anda tidak paham dengan yang Kakak saya katakan tadi? Sudah jelas-jelas kakak saya menolak, tapi anda dengan tidak tahu malunya memohon-mohon untuk menjadi yang kedua. Didepan istrinya pula lagi. Apa anda tak punya rasa malu?"
Sungguh, Fatin sudah tak tahan dengan tingkah Leny yang tak tahu malu. Gara-gara Leny kan, jadinya dia sampai kebablasan ngomong begini.
Leny menunduk mendengar ucapan sarkas Fatin. Memangnya salah jika dirinya memohon untuk menjadi istri Fatih. Meskipun menjadi yang kedua, Leny rela asalkan dia bisa menikah dengan Fatih.
Sedangkan Aisy, Fathan dan Fahri menatap Fatin bangga. Dalam hati mereka bersorak gembira saat melihat raut masam ketiga tamu tak diundang itu. Teruskan bakatmu, nak. Batin mereka bertiga.
Zi menatap Leny remeh. "Sudah jelas jawaban suami saya? Saya tahu suami saya tak akan pernah memilih anda ataupun perempuan lain. Karena saya percaya, bahwa suami saya hanya mencintai saya seorang." Ucap Zi tegas.
Dirinya puas melihat Leny yang tersudutkan.
Pak Hasyim dan istri yang tak terima putrinya mendapat perlakuan seperti itu, tentu saja marah.
"Untuk apa nak Fatih menikahi bocah ingusan seperti dia. Masih bocah tapi sudah menikah. Apa kau menjual diri, ha??" Ucap Pak Hasyim dengan menunjuk-nunjuk Zi.
Fathan yang tak terima menantunya dihina tentu saja melawan. Dia menatap Pak Hasyim marah.
"Jaga bicara anda. Menantu saya bukan perempuan seperti itu." Balas Fathan.
"Saya heran, kenapa kalian mau mempertahankan menantu sampah seperti dia. Dia pasti tak bisa berbuat apa-apa. Anak manja." Hina istri Pak Hasyim.
"Maaf, sepertinya anda harus mengaca sebelum menghina menantu saya. Lalu, bagaimana anak anda yang tak mau hidup susah? Anak anda yang lulus dengan hasil suap, dan anak anda yang tak mau hidup berkecukupan?"
Jleb
Ucapan Aisy barusan mampu membuat Leny menelan ludah. Begitu pula dengan Pak Hasyim dan istrinya yang langsung terdiam. Apa yang dikatakan Aisy itu memang benar dan mereka tidak bisa menyangkalnya.
"Hiks...hiks"
Leny menangis...ah, lebih tepatnya hanya berakting. Dia berpura-pura seperti itu agar Fatih kasihan padanya dan mau menikahinya.
Namun, bukannya iba. Fatih justru cuek bebek bodo amat gak peduli. Dia malah bergelayut manja di lengan Zi dan menduselkan wajahnya ke belakang leher Zi yang tertutup Hijab.
"Ku kira suhu, ternyata cupu." Ledek Fahri dan Fatin kompak. Lalu mereka berdua bertos ria.
"Assalamualaikum."
Mereka semua mengalihkan pandangannya kepada makhluk kecil yang berdiri di ambang pintu.
"Waalaikumsalam."
Rara masuk dengan tatapan bingung. Terlebih lagi Leny yang menangis seperti orang gila.
"Tante kenapa nangis? Jangan nangis ih." Ucap Rara dan duduk dipangkuan Fathan.
Leny tersenyum manis kepada Rara. Yang dia tahu, Rara itu keponakan Fatih. Dia pikir Rara peduli kepadanya.
"Terimakasih, sudah peduli dengan kakak." Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD & SENGKLEK GUS (END)
Fiksi RemajaKomedi - romance (Saran aja, baca GUS & NING dulu biar tahu alurnya) Seorang gadis kota harus masuk Pesantren di keluarga Fatih karena perintah orangtuanya. Baru saja menginjakkan kakinya disana, gadis itu bertemu dengan Fatih. Fatih yang tak senga...