"Qur'an, udah."
"Mukena, udah."
"Tasbih, udah."
"Novel, udah."
"Apalagi, ya?"
Yap. Saat ini Mira tengah sibuk. Sibuk packing maksudnya. Rencananya besok ia akan pergi ke Indonesia, lebih tepatnya ke Pesantren tempat Zi sekarang.
Ting
Mira mengalihkan perhatiannya pada ponselnya yang tergeletak di nakas. Ia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang mengiriminya pesan.
Bunda Mila
Sayang, Bunda sama Ayah mau nyusul ke Prancis. Kamu kalau udah sampai di Jakarta langsung masuk aja, ada Bi Miyem di dalam.Oke, Bunda.
Nanti kalau kamu udah sampe di Jawa Timur kamu bilang ke Zi Bunda sama Ayah ada urusan pekerjaan.
Tenang aja Bunda. Aku punya 1001 alasan.
Yang penting Bunda sama Ayah hati-hati, oke.Iya, makasih sayang.
Mira men-charge ponselnya, lalu beralih menatap sebuah foto. Foto itu merupakan foto Zi dan Chiko yang diambil saat kelulusan SMP.
Mira masih ingat bagaimana Chiko mengucapkan kata-kata manis dan berjanji untuk melindungi Zi.
Chiko bakalan jaga Chyra dari laki-laki manapun yang kau mau deketin Chyra.
Chyra gak boleh deket-deket sama laki-laki lain selain Chiko dan Ayah.
Chiko janji bakalan jaga Chyra.
Chyra gak boleh nakal, ya.
Chyra gak boleh nangis, Chiko jadi ikutan sedih.
Chyra tambah cantik kalau senyum kayak gitu.
Chiko sayang Chyra.
Mira adalah saksi dimana Chiko dan Chyra saling menyayangi, menjaga satu sama lain.
Hingga akhirnya Chiko menyelamatkan Chyra yang hendak tertabrak truk. Sampai sekarang, Chyra mengira Chiko sudah meninggal. Mira sangat tahu bagaimana perasaan Chyra saat kehilangan Chiko.
Chyra tidak bisa hidup tanpa Chiko, begitupula dengan sebaliknya. Salah satu dari mereka terluka, maka yang satu lagi juga merasakan luka. Mereka berdua tidak dapat dipisahkan.
"Zi, kali ini gue akan membawa separuh jiwa lo kembali." Gumam Mira.
Mira mengalihkan pandangannya dari foto itu. Ia menghembuskan nafasnya pelan.
"Welcome back to, Indonesia."
.
.
.
Terik matahari yang menyengat membuat keringat Zi terus keluar bercucuran.
Rasanya Zi ingin memaki-maki Ustadzah Vini yang seenak jidatnya menghukum dirinya dengan berbagai alasan.
Flashback on
Zi terus fokus memperhatikan materi yang dijelaskan oleh Vini. Gadis itu mencatat apapun yang menurutnya penting dan mendengarkan materi dengan seksama.
Biasanya setiap Ustadz/Ustadzah yang mengajar selalu bilang boleh mencatat apapun yang penting. Jadi, Zi melakukan itu. Berbeda dengan teman sekelasnya yang malas mencatat.
![](https://img.wattpad.com/cover/269741501-288-k51388.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD & SENGKLEK GUS (END)
Genç KurguKomedi - romance (Saran aja, baca GUS & NING dulu biar tahu alurnya) Seorang gadis kota harus masuk Pesantren di keluarga Fatih karena perintah orangtuanya. Baru saja menginjakkan kakinya disana, gadis itu bertemu dengan Fatih. Fatih yang tak senga...