"Duh, pake pingsan segala lagi." Gerutu Zi.
Kenapa disaat-saat seperti ini harus ada adegan dimana Fatih pingsan. Sungguh, dia sudah mengantuk. Dia juga merindukan kekasih matinya, kasur.
"Minta bantuin Abi aja kali ya? Eh, tapi gak enak. Udah malem begini, pasti udah tidur."
Oke. Tak ada cara lain lagi. Zi memutuskan untuk menelfon Fathan dan meminta bantuan kepadanya.
Tut....Tut...
📞"Assalamualaikum, kenapa Zi?"
"Waalaikumsalam. Abi, Zi boleh minta tolong?"
📞"Minta tolong apa?"
"Bisa ke rumah pohon, gak? Mas Fatih pingsan."
📞"Oh, Fatih pingsan."
Krik krik
📞"APA? PINGSAN? KOK BISA?!"
Sungguh, rasanya telinga Zi berdengung mendengar teriakan cetar Fathan.
"Nanti Zi jelasin. Sekarang Abi kesini aja, ya?"
📞"Tunggu disana sebentar. Abi sama Fahri kesana. Assalamualaikum."
Tut
"Waalaikumsalam."
Zi melempar iPhone 12 pro max miliknya. Tak peduli jika ponselnya rusak. Toh juga dia minta langsung dibelikan sama Fatih. Apalagi dia dengar, iPhone 13 sudah keluar. Bisalah nanti dia minta belikan.
Eungh
"Alhamdulillah!"
Akhirnya yang dinanti-nanti, Fatih sadar juga. Lelaki itu terlihat sangat lemas dan tak bertenaga. Wajahnya masih terlihat pucat. Ah, Zi jadi tidak tega melihatnya.
"Mas, masih nafas kan?"
Zi bernafas lega saat mendapati anggukan lemas Fatih. Hanya memastikan saja suaminya masih bernafas atau tidak. Jika tidak, aarrgh. Zi tidak bisa membayangkannya. Belum siap dia menjadi janda muda, apalagi baru saja dia dibobol.
Fatih menatap Zi dengan sayu. "Mau pulang." Rengeknya.
Zi mengelus kepala Fatih. "Iya, nanti. Kita tunggu Abi kesini."
"Kenapa nunggu Abi?"
"Mas masih lemas, takut nanti jatuh."
Fatih mengulas senyum. "Khawatir banget kamu kalau mas jatuh."
"Ya iyalah. Nanti kalau mas kenapa-napa, gimana? Aku masih gak siap jadi janda muda." Jawab Zi.
Plak
Zi mengelus bibirnya yang dipukul pelan oleh Fatih. Wanita itu menatap suaminya kesal.
"Zi!!"
Fatih tersentak saat mendengar teriakan Fathan dan Fahri. "Siapa sih, beneran gak kenal."
Zi menjewer telinga Fatih. "Bapak sama adik situ masa lupa." Ucapnya manatap Fatih garang.
"Iya, sayang." Fatih kembali meringis saat Zi semakin menjewer telinganya.
"Woy!! Cepetan elah!! Malah pacaran!!!"
Fatih mendengus. Ayah dan adiknya mengganggu saja.
Zi membantu Fatih berdiri karena lelaki itu memang sangat lemas. Dalam hati Zi mendumel. Tadi siang sok-sokan berani ketemu Mbak Kunti, sekarang malah pingsan.
Fathan dan Fahri membantu Fatih turun. Karena mendengar Fatih yang pingsan, Fathan langsung membawa mobil. Sekalian mau habisin bensin.
Sampai di rumah, mereka langsung membawa Fatih ke kamar. Sedangkan Zi, wanita itu duduk bersantai di ruang tengah. Kata Fathan sih Aisy mau ngadain sidang buat dia.
"Bisa dijelaskan menantu kesayangan Umi?" Aisy mulai membuka suaranya.
Zi berdehem sebentar. "Jadi begindong Umi ku tersayang. Tadi kan kita rencananya mau berpetualang buat nyari Mbak Kunti. Terus waktu di rumah pohon, Zi denger suara Mbak Kunti ketawa cekikikan. Ya terus Zi ngintip dong."
Fathan, Aisy dan Fahri memangut paham. Mereka masih mendengarkan kelanjutan Zi.
"Terus Zi nyapa mbak Kunti, eh mbak Langsung kabur dong. Terus kan Zi ngerasa berat gitu, eh ternyata Mas Fatih pingsan. And tamat."
Oke. Mereka bertiga sekarang mengerti. Berarti Fatih pingsan karena Mbak Kunti.
"Yang punya ide, kak Zi kan?" Tanya Fahri yang dijawab anggukan oleh Zi.
"Anak Umi tuh ya, tadi siang sok-sokan berani. Waktu ketemu malah pingsan, heran kan?"
"Tapikan kakak yang ngasih ide." Protes Fahri.
"Tapi mas Fatih langsung sepakat." Jawab Zi tak mau kalah.
"Iya, iya. Fatih emang cemen, kamu gak salah." Final Fathan. Ternyata spesies seperti Zi sama dengan Aisy, tidak mau salah.
"Udah, sekarang masuk ke kamar masing-masing."
Zi mengangguk dan segera menuju kamarnya. Kasihan suaminya dia tinggal sendiri.
.
.
.
Keesokan harinya, Zi dibuat kewalahan menghadapi Fatih yang terus merengek. Paska pulang semalam, paginya Fatih langsung deman tinggi dan tidak mau ditinggal.
Bahkan saat Zi pamitan, Fatih langsung memeluknya tak membiarkan dirinya pergi. Seperti saat ini, Fatih memeluknya erat dan terus menatapnya, seolah-olah takut dalam sekejap mata dirinya pergi.
"Kenapa?" Tanya Zi. Fatih menggeleng dan menyembunyikan wajahnya di dada Zi.
Zi mengangkat bahunya acuh. Wanita itu memainkan ponselnya dan ingin mengecek sosial media miliknya. Baru saja dia memegang ponsel, Fatih langsung menyentak tangannya dan membuat iPhone 12 pro max miliknya jatuh.
"Kamu apa-apaan sih mas?" Tanpa sadar Zi menaikkan suaranya.
Fatih menatap Zi berkaca-kaca. "Kamu mah lebih milih ponsel daripada suami. Aku kan lagi sakit, harusnya kamu perhatiin aku."
Zi memejamkan matanya. Ia kembali menatap Fatih yang sudah mengalirkan air mata. "Iya, aku minta maaf."
Fatih masih diam, sedangkan Zi berusaha membujuk suaminya yang tiba-tiba menjadi childish. Tak kunjung mendapat jawaban membuat Zi semakin kesal.
"Yaudah, kalau masih nangis jangan harap dapat jatah lagi."
Fatih melotot. Dengan buru-buru dia menghapus air matanya. Gawat jika dia tidak mendapat jatah lagi. Walaupun masih terdengar isakan kecil di bibirnya.
Zi yang melihatnya mengelus kepala Fatih. "Bagus, jadi makin sayang."
Fatih hanya diam. Dalam hati dia menggerutu. Sekarang Zi punya ancaman yang membuatnya tersiksa, yaitu tidak diberi jatah.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD & SENGKLEK GUS (END)
أدب المراهقينKomedi - romance (Saran aja, baca GUS & NING dulu biar tahu alurnya) Seorang gadis kota harus masuk Pesantren di keluarga Fatih karena perintah orangtuanya. Baru saja menginjakkan kakinya disana, gadis itu bertemu dengan Fatih. Fatih yang tak senga...